Jika kamu pernah ke Jepang atau menonton drama Jepang, pasti sering mendengar orang mengucapkan “sumimasen” — dan bukan cuma sekali, tapi bisa berkali-kali! Tapi kenapa sih orang Jepang sangat sering memakai kata ini, bahkan dalam situasi yang tidak terlihat seperti sedang minta maaf?
Ternyata, “sumimasen” bukan sekadar kata maaf. Kata ini adalah cerminan dari kerendahan hati, sopan santun, dan kesadaran sosial yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jepang.
🔤 Makna Dasar “Sumimasen”
Secara harfiah, sumimasen (すみません) berarti:
-
Maaf
-
Permisi
-
Terima kasih yang tidak terucap
Kata ini berasal dari kata kerja “sumu” (済む) yang berarti “selesai” atau “beres”. Jadi, “sumimasen” secara literal bermakna “urusan ini belum selesai (dengan baik)”, sebuah ungkapan rendah hati bahwa kita telah membuat ketidakseimbangan kecil dalam hubungan sosial.
🎯 1. Minta Maaf, Tapi Bukan Selalu Salah
Orang Jepang menggunakan “sumimasen” bahkan untuk kesalahan kecil sekali pun, atau bahkan ketika tidak jelas siapa yang salah. Misalnya:
-
Tersenggol sedikit di kereta → “Ah, sumimasen.”
-
Lewat di depan orang → “Sumimasen.”
-
Mau minta bantuan atau bertanya → “Sumimasen, boleh tanya?”
Ini menunjukkan kesadaran akan keberadaan orang lain dan keinginan untuk tidak mengganggu harmoni sosial (和, wa).
💬 2. Lebih Netral dari “Gomen nasai”
Kata “gomen nasai” juga berarti “maaf”, tapi memiliki nuansa lebih personal dan emosional. “Sumimasen” terdengar lebih formal, sopan, dan netral, cocok dipakai di situasi publik atau dengan orang yang tidak terlalu dekat.
Itulah kenapa kamu sering mendengarnya di toko, restoran, stasiun, bahkan dari atasan ke bawahan — lebih fleksibel dan tidak terlalu merendahkan diri, tapi tetap menunjukkan sopan santun.
🎁 3. Ungkapan Terima Kasih Terselubung
Di Jepang, jika seseorang melakukan sesuatu untukmu, kamu bisa mengatakan “sumimasen” sebagai bentuk rasa terima kasih. Misalnya:
-
Dibelikan makanan → “Sumimasen, sudah repot-repot!”
-
Dibantu membawakan barang → “Wah, sumimasen!”
Artinya: “Maaf telah merepotkanmu, tapi terima kasih.” Sebuah ekspresi yang menggambarkan kesadaran atas beban yang diberikan kepada orang lain.
🔁 4. Kenapa Berkali-kali?
Ucapannya bisa diulang beberapa kali, seperti:
-
“Ah, sumimasen, sumimasen!”
-
“Sumimasen ne, hontō ni… sumimasen!”
Ini bukan lebay, tapi tanda kesungguhan dan kesopanan tingkat tinggi. Mengulang “sumimasen” dianggap:
-
Menunjukkan kerendahan hati
-
Memperkuat rasa hormat atau penyesalan
-
Meningkatkan keakraban tanpa melanggar batas formalitas
“Sumimasen” bukan cuma kata maaf, tapi jembatan sosial dalam budaya Jepang. Dari meminta maaf, permisi, sampai rasa terima kasih tersembunyi — semuanya terangkum dalam satu kata yang sederhana tapi penuh makna.
Kalau kamu ingin beradaptasi dengan budaya Jepang, belajar mengucapkan “sumimasen” di saat yang tepat akan sangat membantu. Karena di Jepang, kesopanan kecil menciptakan keharmonisan besar. 🙇♀️