Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang Saat Ke Event Natal & Illumination: Biar Makin Nyaman Menikmati Musim Dingin di Jepang Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya Novel Horor “Horror Collector” Dapat Adaptasi Anime TV, Tayang di NHK pada Musim Gugur 2026 Love Live! Nijigasaki Film Kedua Siap Tayang di Indonesia Januari 2025 Kereta Shinkansen di Kyushu Hadir dengan Desain Super Mario Mulai Februari 2026 Penggunaan Kartu My Number di Jepang Tembus 100 Juta, Kini Dipegang Hampir 80 Persen Penduduk

Culture

Kakejiku: Gulungan Kaligrafi dan Lukisan yang Menghias Rumah Jepang

badge-check


					Kakejiku: Gulungan Kaligrafi dan Lukisan yang Menghias Rumah Jepang Perbesar

Dalam rumah tradisional Jepang, ada satu elemen hiasan yang selalu menarik perhatian — kakejiku (掛け軸), atau gulungan dinding. Kakejiku bukan sekadar dekorasi, tetapi juga cerminan jiwa seni dan filosofi hidup masyarakat Jepang yang menghargai keindahan, ketenangan, dan kesederhanaan.


🖌️ Asal Usul dan Makna Kakejiku

Kakejiku berasal dari Tiongkok dan mulai populer di Jepang pada zaman Heian (794–1185). Awalnya, gulungan ini digunakan di kuil-kuil Buddha untuk menampilkan sutra atau lukisan keagamaan. Namun seiring waktu, kakejiku berkembang menjadi seni interior yang juga digunakan di rumah-rumah dan ruangan upacara teh (茶室 / chashitsu).

Lebih dari sekadar hiasan, kakejiku merepresentasikan semangat “wabi-sabi”, yaitu keindahan dalam kesederhanaan dan ketidaksempurnaan. Melihat kakejiku adalah cara untuk menenangkan pikiran dan merenungi makna di balik goresan kuas dan pilihan kata yang tertulis di dalamnya.


🎨 Jenis dan Isi Kakejiku

Kakejiku biasanya berisi lukisan tinta (sumi-e), kaligrafi (shodō), atau kombinasi keduanya.
Beberapa tema umum antara lain:

Di rumah tradisional, kakejiku biasanya digantung di tokonoma (床の間) — sebuah ceruk kecil di ruang tamu yang menjadi tempat kehormatan untuk menampilkan benda-benda indah, termasuk vas bunga (ikebana) atau hiasan teh (chadōgu).


🍵 Peran Kakejiku dalam Budaya Jepang

Dalam budaya Jepang, pemilihan kakejiku bukan hal sembarangan. Saat upacara minum teh, misalnya, tuan rumah akan memilih kakejiku yang sesuai dengan suasana hati, tamu, dan musim. Kaligrafi yang ditampilkan bisa menjadi topik percakapan yang menghangatkan suasana.

Kakejiku juga sering diganti-ganti sesuai musim, mencerminkan rasa hormat terhadap alam dan waktu yang terus berubah — bagian dari prinsip hidup orang Jepang yang menghargai keselarasan dengan alam (自然との調和 / shizen to no chōwa).


🏠 Kakejiku di Masa Kini

Meskipun rumah modern Jepang semakin jarang memiliki tokonoma, minat terhadap kakejiku tetap hidup. Banyak seniman muda menciptakan kakejiku dengan desain kontemporer — memadukan gaya tradisional dengan sentuhan modern.
Bagi banyak orang Jepang, menggantung kakejiku masih menjadi cara untuk menghadirkan ketenangan dan keindahan klasik di tengah kehidupan yang serba cepat.


Kakejiku bukan sekadar gulungan dinding; ia adalah lukisan dari ketenangan batin, pengingat akan filosofi hidup orang Jepang yang menghargai momen, keindahan sederhana, dan kedalaman makna di balik hal-hal kecil.
Saat melihat kakejiku, kita seolah diajak untuk berhenti sejenak — dan menikmati keheningan yang berbicara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya

6 December 2025 - 17:30 WIB

Budaya “Oseibo” & “Ochūgen”: Hadiah Musiman sebagai Bentuk Terima Kasih ala Jepang

4 December 2025 - 18:30 WIB

Tsumami Zaiku: Seni Merangkai Bunga Kain untuk Hiasan Rambut Jepang

1 December 2025 - 16:45 WIB

Senpāi–Kōhai: Hirarki Sosial Jepang dari Sekolah hingga Dunia Kerja

22 November 2025 - 14:30 WIB

Miai: Perjodohan Ala Jepang yang Tetap Eksis di Era Dating App

21 November 2025 - 13:43 WIB

Trending on Culture