Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (waktu setempat) mengeluhkan bahwa Jepang tidak cukup banyak mengimpor beras dari AS. Pernyataan ini menambah daftar kekesalannya di tengah mandeknya negosiasi tarif bilateral antara kedua negara sekutu.
Dalam unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump mengatakan bahwa Jepang “tidak mau mengambil beras kita, padahal mereka kekurangan beras.” Ia menambahkan, “Dengan kata lain, kita hanya akan mengirimkan mereka sebuah surat, dan kita senang telah menjalin kerja sama dagang dengan mereka selama bertahun-tahun.”
Unggahan tersebut menyoroti Jepang secara khusus, sesuatu yang jarang dilakukan Trump dalam pernyataan daringnya. Ia menyatakan ingin memberikan contoh betapa “manjanya” negara-negara terhadap Amerika Serikat.
Menanggapi hal ini, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa ia tidak akan berkomentar langsung terkait unggahan Trump, namun menegaskan bahwa Jepang “tidak mempertimbangkan untuk mengorbankan sektor pertanian” dalam negosiasi yang sedang berlangsung dengan AS.
Pernyataan Trump muncul sehari setelah ia mengatakan dalam wawancara TV bahwa dirinya tidak berencana mencabut tarif tinggi atas mobil impor, kebijakan yang selama ini ditentang oleh Jepang. Tarif mobil impor AS telah dinaikkan menjadi 27,5 persen dari sebelumnya 2,5 persen.
Pekerja Asal Myanmar Gugat Restoran Ramen di Tokyo atas Gaji yang Tak Dibayar


“Saya bisa saja mengirim surat ke Jepang: ‘Tuan Jepang yang terhormat, ini ceritanya. Kalian akan membayar tarif 25 persen untuk mobil kalian,’” ujar Trump dalam wawancara di Fox News, Minggu lalu.
Dalam wawancara tersebut, Trump juga menuding Jepang mengimpor terlalu sedikit mobil dari AS. “Mereka tidak mau mengambil mobil kita, tapi kita mengambil jutaan mobil mereka. Ini tidak adil,” katanya.
Ia menyarankan agar Jepang mengurangi surplus perdagangannya dengan membeli “banyak minyak” dan barang-barang lainnya dari AS.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada Senin bahwa Trump akan bertemu dengan tim perdagangannya pekan ini untuk membahas tarif spesifik per negara. Ia menambahkan bahwa Trump akan menetapkan tarif baru jika negara-negara tersebut “tidak mau bernegosiasi secara jujur.”
Namun, Kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett menyebut bahwa Jepang mungkin tidak akan termasuk dalam daftar negara yang dikenai tarif tambahan. “Belum berakhir,” ujarnya. “Masih akan ada diskusi sampai menit terakhir.”
Pemerintahan Trump semakin meningkatkan tekanan terhadap mitra dagang AS menjelang berakhirnya jeda 90 hari untuk pemberlakuan tarif negara tertentu yang bertujuan memberi ruang bagi negosiasi. Jeda tersebut akan berakhir pada 9 Juli.
Di sisi Jepang, beras merupakan komoditas yang sangat sensitif secara politik dan budaya. Para petani beras telah lama menjadi basis pendukung utama Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa.
Berdasarkan kesepakatan “minimum access” dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Jepang mengimpor 770.000 ton beras bebas tarif setiap tahunnya. AS merupakan eksportir terbesar, diikuti oleh Thailand. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 100.000 ton yang diimpor untuk konsumsi manusia.
Impor beras yang melebihi kuota khusus itu dikenakan tarif sebesar 341 yen (sekitar $2,40) per kilogram.
Sementara itu, Jepang tidak mengenakan tarif pada kendaraan impor, termasuk mobil dari AS.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Trump gagal mencapai terobosan dalam perundingan dagang mereka di sela-sela KTT G7 di Kanada pada pertengahan Juni lalu.
Kepala negosiator tarif Jepang, Ryosei Akazawa, berada di Washington selama empat hari hingga Minggu untuk perundingan putaran ketujuh, namun perbedaan tajam terutama soal tarif mobil membuat kemajuan masih minim.
Di sisi lain, harga ritel beras di Jepang melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir akibat kekurangan pasokan. Penyebabnya antara lain panen buruk pada 2023 dan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak efektif dalam mengatur volume produksi.
Harga beras naik lebih dari dua kali lipat dalam setahun, hingga pemerintah akhirnya melepas cadangan darurat ke pasar.
Walaupun ini bukan pertama kalinya Trump mengkritik kebijakan impor beras Jepang, unggahan terbarunya menyentuh isu sensitif bagi Ishiba dan para politisi koalisi LDP, yang tengah berupaya mempertahankan mayoritas mereka dalam pemilihan majelis tinggi pada 20 Juli mendatang.
Sc : KN