Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) akan menerbitkan obligasi senilai sekitar 23 miliar yen (sekitar 160 juta dolar AS atau Rp2,5 triliun) bulan depan, guna menggalang dana untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kebutuhan pembangunan lainnya di negara-negara Afrika.
Penerbitan obligasi ini akan bertepatan dengan penyelenggaraan Konferensi Internasional Tokyo untuk Pembangunan Afrika (TICAD) ke-9, yang akan berlangsung di Yokohama pada 20–22 Agustus.
JICA, sebagai lembaga yang didukung pemerintah Jepang, menargetkan pembeli dari kalangan pemerintah daerah, lembaga keuangan regional, dan perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin berinvestasi di benua Afrika yang kaya sumber daya dan tumbuh pesat. Obligasi ini akan memiliki tenor tiga atau lima tahun.
“Afrika memiliki potensi pertumbuhan besar dengan populasi muda yang besar. Dukungan melalui obligasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan Jepang berekspansi ke kawasan tersebut,” ujar Motohiro Matsumura, Direktur Divisi Perencanaan dan Proses TICAD di JICA.
Volume penerbitan obligasi Afrika TICAD ini hampir dua kali lipat dari penerbitan sebelumnya pada 2019 yang mencapai 12 miliar yen, yang juga diterbitkan bersamaan dengan konferensi TICAD saat itu.
Pada saat itu, sebagian dana digunakan untuk mendanai proyek seperti pembangunan jembatan di atas Sungai Nil di Uganda guna mendukung logistik, serta pembangunan infrastruktur panas bumi di Kenya.
Untuk tahun ini, JICA berencana menggunakan hasil penjualan obligasi untuk mendukung pendidikan ala Jepang yang menekankan kedisiplinan melalui kegiatan sekolah, serta menyalurkan pinjaman ke petani melalui lembaga keuangan.
Konferensi TICAD, yang diselenggarakan bersama oleh Jepang dan beberapa organisasi multinasional, telah diadakan setiap tiga tahun sejak sesi kelima pada 2013. Sebelumnya, konferensi ini berlangsung setiap lima tahun sejak pertama kali digelar pada 1993.
Sc : KN