Kaisar Emeritus Jepang, Akihito, didiagnosis menderita supraventricular tachycardia, yaitu gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung cepat pada bagian atas bilik jantung, demikian disampaikan Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang pada hari Jumat.
Menurut keterangan agensi tersebut, diagnosis dilakukan di Rumah Sakit Universitas Tokyo, tempat Kaisar Emeritus yang kini berusia 91 tahun sempat dirawat hingga hari Jumat untuk menjalani serangkaian pemeriksaan sebagai persiapan pemberian obat baru untuk menangani kondisi jantungnya yang sudah ada sebelumnya.
Obat baru yang diresepkan untuk Kaisar Akihito juga diketahui efektif untuk meredakan gejala supraventricular tachycardia, menurut para ajudannya. Agensi mengatakan mereka akan terus memantau kondisinya dengan seksama.
Kaisar Emeritus dirawat di rumah sakit sejak hari Senin. Selama masa perawatan, para dokter menyesuaikan dosis obat barunya secara hati-hati sambil memantau kondisi jantungnya menggunakan elektrokardiogram (EKG).
Ia diperbolehkan pulang pada hari Jumat dan meninggalkan rumah sakit dengan mobil, ditemani oleh sang istri, Permaisuri Emerita Michiko, yang setiap hari datang menjenguk selama masa rawat inap.
Pada bulan Mei lalu, Kaisar Akihito juga didiagnosis mengalami iskemia miokard—yaitu berkurangnya aliran darah ke otot jantung—setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit yang sama. Sejak saat itu, ia menjalani pengobatan dan pemantauan rutin untuk mengelola kondisi tersebut.
Ia juga telah menjalani pengobatan dan pembatasan asupan cairan sejak didiagnosis mengalami gagal jantung pada tahun 2022.
Sc : KN