Jumlah kasus bunuh diri di Jepang pada tahun 2024 tercatat sebagai yang terendah kedua sepanjang sejarah pencatatan, namun angka bunuh diri di kalangan pelajar dan mereka yang berusia 15 hingga 29 tahun mengalami peningkatan, menurut Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan ringkasan white paper tentang pencegahan bunuh diri untuk tahun fiskal berjalan, sebanyak 20.320 orang melakukan bunuh diri tahun lalu.
Sejak pemerintah mulai mencatat data tersebut pada tahun 1978, hanya pada 2019 jumlah bunuh diri yang lebih rendah daripada 2024.
Jumlah perempuan yang melakukan bunuh diri turun untuk tahun kedua berturut-turut, sementara jumlah laki-laki yang bunuh diri menurun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Namun, tercatat 1.077 kasus bunuh diri di kalangan orang berusia 15 hingga 29 tahun, termasuk mahasiswa, meningkat 58 kasus dibandingkan tahun 2023.
White paper tersebut juga menganalisis kasus bunuh diri berdasarkan jenis pelajar dan apakah individu tersebut memiliki pekerjaan.
Di kalangan mahasiswa universitas maupun sekolah kejuruan, penyebab utama bunuh diri laki-laki adalah kegagalan akademis, sementara masalah kesehatan menjadi faktor terbesar bagi perempuan.
Di antara mahasiswa universitas, puncak kasus bunuh diri terjadi pada usia 21 tahun, yang menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan khawatir mengenai masa depan mereka setelah lulus.
Laporan lengkap white paper ini akan dirilis pada musim gugur, berisi langkah-langkah khusus untuk mengatasi berbagai situasi yang melatarbelakangi kasus bunuh diri tersebut.
Sc ; asahi