Hujan deras disertai angin kencang melanda Tokyo pada Kamis (12/9), menyebabkan banjir di sejumlah wilayah dan menelan korban jiwa. Satu orang pria dilaporkan tewas dan seorang lainnya terluka akibat runtuhnya tumpukan kontainer di terminal pelabuhan Tokyo.
Menurut kepolisian setempat, insiden terjadi di distrik Ota Ward, saat beberapa kontainer yang tersusun tinggi roboh diterpa angin. Seorang pria berusia 40-an yang sedang mengoperasikan alat berat dinyatakan meninggal di lokasi kejadian, sementara rekannya yang berusia 60-an mengalami luka namun tidak mengancam jiwa.
Transportasi publik lumpuh akibat cuaca ekstrem. JR Tokai menghentikan sementara layanan shinkansen antara Tokyo dan Prefektur Kanagawa, berdampak pada sekitar 100.000 penumpang. JR East juga melaporkan sejumlah keterlambatan pada layanan kereta di ibu kota. Di Bandara Haneda, beberapa penerbangan tertunda bahkan dibatalkan.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat curah hujan ekstrem:
-
Setagaya Ward menerima 92 mm dalam satu jam.
-
Ota Ward menerima 88,5 mm dalam satu jam.
Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah untuk kedua wilayah tersebut. Analisis radar bahkan memperkirakan sebagian area pusat Tokyo diguyur lebih dari 100 mm hujan.
Akibatnya, beberapa sungai meluap, termasuk Sungai Yazawa di Setagaya dan Sungai Tachiai di Shinagawa. Pemerintah distrik Setagaya sempat mengeluarkan perintah evakuasi bagi lebih dari 1.200 rumah tangga.
JMA memperingatkan cuaca buruk masih akan berlanjut pada Jumat (13/9). Dalam 24 jam hingga pukul 18.00, diperkirakan akan turun hujan hingga 200 mm di wilayah Tokai dan 100 mm di wilayah Kanto-Koshin, termasuk Tokyo.
Sc : kyodonews