Pemerintah Jepang pada Kamis (31 Juli) mencabut semua peringatan dan imbauan tsunami yang masih tersisa setelah gempa berkekuatan 8,8 SR mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu pagi.
Gempa besar yang terjadi pada pukul 08.24 waktu Jepang tersebut sempat memicu peringatan tsunami untuk wilayah pesisir Jepang mulai dari Hokkaido di utara hingga Prefektur Wakayama di barat, berdampak pada sekitar 2 juta orang yang diminta mengungsi.
Peringatan itu diturunkan menjadi imbauan pada Rabu malam, dan akhirnya seluruh imbauan dicabut pada Kamis pagi setelah Badan Meteorologi Jepang menilai risiko gelombang besar susulan telah mereda. Meski begitu, pihak berwenang tetap memperingatkan kemungkinan perubahan permukaan laut hingga Jumat, serta mengingatkan warga untuk tetap waspada.
Wilayah yang dicabut imbauannya meliputi pesisir Pasifik dari Prefektur Kanagawa hingga Okinawa, serta Hokkaido, Ibaraki, Chiba, Kepulauan Izu, dan Tanegashima-Yakushima di Kagoshima.
Gelombang tsunami tertinggi tercatat di Pelabuhan Kuji, Prefektur Iwate pada Rabu siang, dengan ketinggian 1,3 meter, sementara gelombang 70 cm tercatat di Pelabuhan Tokachi (Hokkaido) dan Oarai (Ibaraki) pada Kamis.
Akibat evakuasi mendadak, seorang wanita berusia 50-an di Prefektur Mie meninggal saat mencoba mengungsi, dan 10 orang lainnya terluka. Selain itu, 11 pengungsi dilarikan ke rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan akibat cuaca panas ekstrem.
Beberapa layanan kereta seperti JR Hokkaido masih terganggu, dan sejumlah warga terpaksa bermalam di pusat evakuasi, termasuk Kayoko Nakajima (76) di Kota Kushiro, Hokkaido.
“Lantainya keras dan dingin, saya tidak bisa tidur nyenyak karena suara bising,” ujar Nakajima, mengenang malam penuh kecemasan itu.
Pihak berwenang menegaskan bahwa gempa sebesar ini bisa terjadi lagi, dan masyarakat harus tetap siap siaga di masa mendatang.
Sc : KN