Menu

Dark Mode
Tips Itinerary Musim Dingin di Jepang: Supaya Tidak Kebanyakan Indoor Bahasa Jepang Saat Ke Event Natal & Illumination: Biar Makin Nyaman Menikmati Musim Dingin di Jepang Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya Novel Horor “Horror Collector” Dapat Adaptasi Anime TV, Tayang di NHK pada Musim Gugur 2026 Love Live! Nijigasaki Film Kedua Siap Tayang di Indonesia Januari 2025 Kereta Shinkansen di Kyushu Hadir dengan Desain Super Mario Mulai Februari 2026

News

Juni Terpanas Sepanjang Sejarah di Jepang, Gelombang Panas Diperkirakan Berlanjut

badge-check


					Pedestrians walk under a cooling mister (top L) while sheltering from the sun as the summer heat returns across the country, along a street in the Yuruakucho area of Tokyo on June 16, 2024. (Photo by Richard A. Brooks / AFP) Perbesar

Pedestrians walk under a cooling mister (top L) while sheltering from the sun as the summer heat returns across the country, along a street in the Yuruakucho area of Tokyo on June 16, 2024. (Photo by Richard A. Brooks / AFP)

Jepang mengalami bulan Juni terpanas dalam sejarah, menurut Badan Meteorologi Jepang pada Selasa (1 Juli), di tengah gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai belahan dunia akibat perubahan iklim.

“Suhu rata-rata bulanan di Jepang untuk bulan Juni adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898,” kata badan tersebut.

Dengan sistem tekanan tinggi yang kuat menetap di wilayah Jepang sepanjang bulan, suhu rata-rata bulanan tercatat 2,34 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan nilai standar.

Suhu air laut di pesisir Jepang juga tercatat 1,2 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya, menyamai rekor tertinggi yang sebelumnya terjadi pada Juni 2024 sejak pencatatan dimulai tahun 1982.

Badan tersebut juga mengeluarkan peringatan yang kini menjadi hal rutin bagi warga Jepang: “Bulan depan diperkirakan juga akan diliputi panas ekstrem di seluruh negeri.”

Pengumuman ini muncul ketika para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia membuat gelombang panas menjadi lebih intens, lebih sering, dan lebih luas jangkauannya.

Saat ini, gelombang panas brutal juga tengah melanda Eropa dari Prancis hingga Yunani. Serikat pesepakbola global, FIFPro, bahkan menyerukan penambahan waktu istirahat saat pertandingan Piala Dunia tahun depan guna mengurangi dampak panas ekstrem terhadap para atlet.

Ahli meteorologi Jepang memperingatkan agar tidak langsung mengaitkan kondisi cuaca tertentu—seperti kenaikan suhu dalam periode pendek—dengan perubahan iklim. Namun, mereka telah lama mengamati pola iklim yang berubah, yang menyebabkan fenomena cuaca menjadi semakin tidak terduga.

Jepang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil impor, dan menurut para aktivis lingkungan, memiliki bauran energi paling “kotor” di antara negara-negara G7.

Pemerintah Jepang telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 60 persen pada 2035 dan 73 persen pada 2040 dibandingkan tingkat tahun 2013, dengan target mencapai netralitas karbon pada 2050.

Musim panas tahun lalu juga tercatat sebagai yang terpanas sepanjang sejarah—menyamai rekor tahun 2023—diikuti oleh musim gugur terhangat sejak pencatatan dimulai 126 tahun lalu.

Para ahli juga memperingatkan bahwa bunga sakura, ikon Jepang, kini mekar lebih awal karena iklim yang lebih hangat. Bahkan dalam beberapa kasus, bunga tidak mekar sempurna karena musim gugur dan musim dingin yang terlalu hangat gagal memicu proses pembungaan.

Tudung salju di puncak Gunung Fuji juga mengalami keterlambatan terparah yang pernah tercatat—baru muncul awal November, padahal rata-ratanya adalah awal Oktober.

Pekan lalu, musim hujan di wilayah barat Jepang berakhir pada tanggal paling awal dalam sejarah, sekitar tiga minggu lebih cepat dari biasanya.

Topan-topan dahsyat saat musim panas telah rutin menyebabkan banjir parah, sementara gelombang panas brutal menyebabkan banyak lansia mengalami heat stroke hingga meninggal dunia.

Musim dingin yang semakin kering juga meningkatkan risiko kebakaran hutan. Awal tahun ini, wilayah utara Ofunato mengalami kebakaran hutan terbesar dalam tiga dekade terakhir.

Di sisi lain, beberapa wilayah justru mengalami curah salju ekstrem yang menyebabkan kecelakaan fatal, gangguan lalu lintas, dan risiko longsor salju yang lebih tinggi.

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Kereta Shinkansen di Kyushu Hadir dengan Desain Super Mario Mulai Februari 2026

6 December 2025 - 14:10 WIB

Penggunaan Kartu My Number di Jepang Tembus 100 Juta, Kini Dipegang Hampir 80 Persen Penduduk

6 December 2025 - 14:10 WIB

Ujian Konversi SIM Asing di Jepang Jauh Lebih Sulit, Tingkat Kelulusan Anjlok Drastis

6 December 2025 - 12:10 WIB

Rekor Baru Kasus Serangan Beruang di Jepang pada 2025

6 December 2025 - 11:10 WIB

Mantap King! 5 Pemagang Indonesia di Shiga Jepang Selamatkan Perempuan Jatuh ke Sungai dapat Penghargaan dari Polisi

6 December 2025 - 11:10 WIB

Trending on News