Jumlah kecelakaan lalu lintas di Jepang yang mengakibatkan kematian atau luka serius dan disebabkan oleh pengemudi asing mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 2,1% pada periode Januari hingga Juni 2025, menurut data yang dirilis Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) pada Selasa (29/7).
Secara total, jumlah kecelakaan serius yang melibatkan pengemudi asing naik 19 kasus dari tahun sebelumnya, menjadi 258 kasus—pertama kalinya angka ini melewati batas 250 sejak 2008, dan rasio kontribusi pengemudi asing menembus angka 2% untuk pertama kalinya.
NPA menyatakan bahwa tren ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk asing dan wisatawan di Jepang. Sebagai respons, pihak berwenang akan memperketat proses konversi SIM asing ke SIM Jepang, untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Selain itu, jumlah kecelakaan serius akibat penggunaan ponsel saat mengemudi juga mencapai rekor tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2007, yakni 68 kasus.
Di sisi lain, jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas justru menurun, sebanyak 21 kasus dibandingkan tahun lalu, menjadi 1.161 kasus, yang merupakan angka kematian terendah kedua sejak pencatatan dimulai pada 1956.
Kasus mengemudi dalam pengaruh alkohol juga menunjukkan penurunan, tercatat hanya 49 kasus pada semester pertama 2025, terendah sejak 2005.
Namun, perhatian kini juga tertuju pada lonjakan kecelakaan yang melibatkan skuter listrik dan sepeda motor kecil bertenaga listrik lainnya, yang naik menjadi 163 kasus, atau bertambah 29 kasus dari tahun lalu. Yang mengkhawatirkan, 17,8% di antaranya melibatkan pengendara dalam pengaruh alkohol—angka yang jauh lebih tinggi dibanding sepeda biasa atau moped.
NPA mencatat bahwa sebagian besar kecelakaan skuter listrik terjadi pada malam hingga dini hari. Seorang pejabat mengatakan, “Kemungkinan besar skuter listrik digunakan oleh orang yang mabuk dan ketinggalan kereta terakhir.” Pihaknya pun mengeluarkan peringatan keras terhadap kebiasaan berbahaya tersebut.
sc : JT