Menu

Dark Mode
綿菓子 (Wata-gashi): Awan Manis yang Meleleh di Mulut, Ikon Festival Musim Panas Jepang ❄️ Misogi: Ritual Pembersihan Diri di Air Dingin Sebelum Doa Bahasa Jepang untuk Ekspresi Bingung: Dari ‘Ee?’ sampai ‘Nande ya nen!’ Trump Teken Tarif Baru Global: Jepang Dikenai Bea Masuk 15 Persen Mulai 7 Agustus Jalan Kaki Tengah Malam di Jepang: Aman Nggak Sih? Astronaut Jepang Kimiya Yui Kembali ke Luar Angkasa Setelah 10 Tahun Lewat Misi SpaceX Crew-11

News

Kopi Indonesia Bangkit di Jepang: Peluang Baru, Strategi Baru

badge-check


					INPhoto/KAPPI Perbesar

INPhoto/KAPPI

Pasar kopi Jepang tengah memasuki fase penting. Meningkatnya permintaan terhadap kopi yang berkualitas tinggi, konsisten, dan ramah lingkungan membuka peluang besar bagi Indonesia untuk kembali mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam rantai pasok global. Untuk menjawab tantangan ini, Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian Indonesia (KAPPI) menggelar forum internasional “Global Coffee Market Insight 2025: From Indonesia to Japan, for the World” di Paviliun Indonesia, World Expo Osaka.

Forum tersebut menjadi wadah strategis untuk mempertemukan pelaku industri kopi dari kedua negara, mulai dari analis global, eksportir, hingga pemangku kebijakan. Salah satu pembicara kunci adalah Judith Ganes, analis komoditas terkemuka asal New York yang dikenal luas di industri kopi dunia. Ganes menyampaikan hasil kunjungannya ke perkebunan kopi Indonesia seperti Sekincau (Lampung) dan Warnasari (Jawa Barat).

“Indonesia punya kekuatan tak hanya di rasa dan keanekaragaman jenis kopinya, tapi juga dari komunitas petani yang solid dan generasi muda yang mau terlibat langsung,” ujarnya dalam sesi diskusi, Jumat (1/8).

Menurut Ganes, di tengah tekanan global akibat perubahan iklim dan fluktuasi harga, negara yang mampu menyuguhkan kualitas stabil, kisah budaya, serta keberlanjutan akan tetap diminati di pasar dunia.

Sebelumnya, pada forum “Comeback with Confidence – Reviving the Glory of Indonesian Coffee in Japan”, KAPPI juga menyoroti tantangan teknis seperti batas maksimum residu pestisida (MRL) yang pernah menghambat ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Namun sejak itu, berbagai langkah perbaikan telah dilakukan, termasuk edukasi petani mengenai penggunaan pestisida yang aman, penerapan sistem ketelusuran, hingga penguatan pengujian laboratorium.

Perwakilan KAPPI, Roby Wibisono, menyatakan bahwa regenerasi petani dan penguatan kualitas adalah fokus utama:

“Kami percaya masa depan kopi Indonesia ditentukan oleh generasi muda petani dan profesional yang bergerak dari kebun hingga kafe. Dengan pendekatan berbasis pelatihan, standar mutu, dan kolaborasi internasional, kita tak hanya ekspor kopi, tapi juga nilai dan cerita di baliknya,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari pelaku industri Jepang. Masataka Nakano dari Key Coffee Inc. menekankan pentingnya stabilitas mutu bagi konsumen Jepang.

“Kopi Indonesia punya potensi besar. Kami menghargai kualitas yang terjaga dari tahun ke tahun. Dan konsistensi itulah yang akan menjaga hubungan jangka panjang,” ungkap Nakano.

Hubungan Key Coffee dan Indonesia sendiri telah terjalin sejak tahun 1976 melalui kerja sama dengan PT. Toarco Jaya di Toraja.

Dari sisi diplomasi, Dody S. Sembodo Kusumonegoro, Minister Counsellor KJRI Osaka, mengatakan bahwa kopi telah menjadi media diplomasi budaya yang efektif antara Indonesia dan Jepang.

“Kopi menyatukan rasa, nilai, dan sejarah dua bangsa. Forum ini bukan hanya urusan ekspor, tapi juga perkuatan hubungan antarbudaya,” ujarnya.

Sementara itu, Moelyono Soesilo dari AEKI menyebut bahwa hambatan seperti MRL justru menjadi pemicu perbaikan menyeluruh dalam ekosistem kopi Indonesia.

Ke depan, kerja sama lebih erat antara eksportir, pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri Jepang seperti UCC dan Key Coffee diharapkan akan memperkuat jalur distribusi ekspor yang lebih tangguh, bernilai tinggi, dan berkelanjutan.

Sc : elshinta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Trump Teken Tarif Baru Global: Jepang Dikenai Bea Masuk 15 Persen Mulai 7 Agustus

2 August 2025 - 17:10 WIB

Astronaut Jepang Kimiya Yui Kembali ke Luar Angkasa Setelah 10 Tahun Lewat Misi SpaceX Crew-11

2 August 2025 - 16:10 WIB

Jepang Didorong Lebih Ramah Warga Asing: Gubernur Usul Lembaga Khusus Multikultural

2 August 2025 - 12:10 WIB

Warga Jepang Diserang Saat Jalan Bersama Anak di Stasiun Suzhou, China

2 August 2025 - 10:10 WIB

Survey Kementerian, Lonjakan Harga Beras di Jepang Bukan Karena Masalah Distribusi

1 August 2025 - 14:10 WIB

Trending on News