
Lockheed akan bermitra dengan pemimpin proyek Mitsubishi Heavy Industries (MHI), kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam siaran pers pada hari Jumat (19/12/2020), mereformasi kemitraan yang mengembangkan jet tempur terakhir Jepang, F-2, tiga dekade lalu.
“Untuk memastikan interoperabilitas dengan Amerika Serikat, kami akan memulai proyek ini bersama mulai tahun depan,” kata kementerian.
Pesawat tempur baru, yang dikenal sebagai F-3 atau F-X dan diperkirakan menelan biaya sekitar $ 40 miliar atau Sekitar Rp 565 triliun , yang akan menggantikan F-2.
Lockheed telah mengusulkan desain hybrid berdasarkan jet F-35 dan F-22-nya, tetapi Jepang menolaknya demi desain yang dikembangkan sendiri.
Perusahaan asing lain yang telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam pengembangan F-3 termasuk pembuat F-18 adalah Super Hornet Boeing Co dan Northrop Grumman Corp dari Amerika Serikat, serta BAE Systems Plc Inggris dan pembuat mesin Rolls-Royce Holdings Plc.
Jepang mengatakan akan terus mencari kerja sama pada F-3 dengan Inggris dan Amerika Serikat untuk mendapatkan akses ke teknologi dan membantu menurunkan biaya pengembangan.
Sc: Japan Today