Musim pendakian Gunung Fuji telah dimulai sepenuhnya pada Kamis (11 Juli), seiring dibukanya tiga jalur pendakian di sisi Prefektur Shizuoka, dengan setiap pendaki dikenakan biaya masuk sebesar 4.000 yen.
Sementara itu, jalur paling populer dari sisi Prefektur Yamanashi—yakni jalur Yoshida—telah lebih dulu dibuka sejak 1 Juli. Kedua prefektur ini kini menerapkan kebijakan untuk mencegah praktik “bullet climbing”, yaitu mendaki pada malam hari tanpa istirahat di pondok gunung, demi alasan keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Jalur Yoshida di sisi Yamanashi, serta jalur Fujinomiya, Gotemba, dan Subashiri di sisi Shizuoka, dijadwalkan akan tetap dibuka hingga 10 September.
“Saya tidak bisa mendaki tahun lalu karena ada topan. Tapi kali ini saya ingin melihat matahari terbit di puncak gunung dan kemudian langsung pulang,” ujar Yuji Asato, 45 tahun, dari Yokohama.
Mulai musim ini, Prefektur Shizuoka memberlakukan pembatasan waktu akses ke tiga jalurnya dari pukul 14.00 hingga 03.00, serta mulai mengenakan biaya masuk. Di sisi lain, Yamanashi menggandakan biaya dari 2.000 yen tahun lalu menjadi 4.000 yen untuk mengurangi kepadatan dan dampak lingkungan.
Berbeda dengan jalur Yoshida yang membatasi jumlah pendaki maksimal 4.000 orang per hari, jalur-jalur di sisi Shizuoka tidak memiliki batas jumlah pendaki.
Pendaki yang ingin menggunakan jalur di sisi Shizuoka juga diwajibkan mengikuti kursus mengenai aturan dan etika mendaki, serta lulus kuis yang bisa diikuti langsung atau melalui aplikasi smartphone.
Bagi yang tidak memiliki reservasi menginap di pondok gunung, tidak akan diperbolehkan melewati gerbang di Stasiun Kelima rute tersebut.
Gunung Fuji, yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 2013, menarik ratusan ribu pendaki setiap tahunnya.
Sc : JT