Tingkat persetujuan publik untuk Kabinet Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berada di angka 35,7 persen, sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 36,5 persen, menurut survei terbaru Kyodo News. Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi, di mana mayoritas responden khawatir terhadap rencana tarif Presiden AS Donald Trump.
Survei menunjukkan bahwa 84,3 persen responden merasa “khawatir” atau “cukup khawatir” terhadap dampak tarif AS pada ekonomi Jepang. Tarif 25 persen yang direncanakan Trump terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, yang akan berlaku mulai 1 Februari, diperkirakan akan berdampak besar pada industri otomotif Jepang. Banyak produsen mobil Jepang memiliki basis produksi di kedua negara dan mengekspor kendaraan ke pasar AS.
Trump juga mempertimbangkan tarif 10 persen untuk impor dari China, yang akan memperburuk ketegangan ekonomi global.
Tingkat ketidakpuasan terhadap Kabinet Ishiba naik menjadi 49,2 persen dari sebelumnya 43,1 persen pada Desember.
Dalam survei ini, 59,4 persen responden mendukung ide pasangan menikah menggunakan nama keluarga yang berbeda, meskipun dukungan menurun dari 67,0 persen pada survei Oktober.
Penurunan ini terjadi setelah proposal dari Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk memungkinkan perempuan lebih sering menggunakan nama gadis mereka.
Responden juga dimintai pendapat tentang kenaikan ambang batas penghasilan tahunan bebas pajak dari angka saat ini 1,03 juta yen (sekitar Rp 94 juta).
- 36,4 persen mendukung kenaikan hingga 1,78 juta yen sesuai proposal Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP).
- 27,8 persen memilih kenaikan hingga 1,5 juta yen.
- 21,1 persen mendukung usulan LDP dan Komeito yang menaikkan batas hingga 1,23 juta yen.
Dukungan Partai Politik
Survei juga mengukur dukungan partai politik menjelang pemilu majelis tinggi musim panas:
- LDP: 29,6 persen
- DPP: 14,4 persen
- CDPJ: 10,7 persen
- JIP: 5,4 persen
- Komeito: 4,4 persen
- Tidak memiliki partai untuk didukung: 19,3 persen
Survei ini dilakukan selama dua hari dengan 490 rumah tangga dan 3.174 nomor ponsel yang dipilih secara acak. Responden terdiri dari 429 anggota rumah tangga dan 635 pengguna ponsel. Daerah di Prefektur Ishikawa yang terkena gempa pada Januari tahun lalu dikecualikan dari survei.
Penurunan dukungan Kabinet Ishiba, ditambah kekhawatiran besar terhadap tarif AS, menunjukkan tantangan besar bagi pemerintah Jepang di tengah situasi ekonomi dan politik yang kompleks.
Sc : mainichi