Pembuangan air olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak akibat gempa dan tsunami 2011 kini memasuki tahun ketiga. Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO) pada Senin mengumumkan bahwa pihaknya telah menyelesaikan putaran ke-14 pembuangan, dengan sekitar 7.900 ton air dilepas ke Samudra Pasifik sejak 7 Agustus lalu.
Secara keseluruhan, sekitar 110.000 ton air telah dibuang hingga kini, tanpa adanya temuan tingkat tritium abnormal di perairan sekitar. Dalam pembuangan terbaru, TEPCO mendeteksi 61 becquerel tritium per liter dari sampel air laut. Angka ini jauh di bawah ambang batas 700 becquerel per liter yang menjadi standar penghentian darurat, dan jauh lebih rendah dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk air minum, yakni 10.000 becquerel per liter.
Dalam tahun fiskal yang berakhir Maret 2026 mendatang, TEPCO menargetkan 54.600 ton air lagi akan dilepas ke laut dalam tujuh tahap pembuangan. Putaran terbaru ini merupakan yang ketiga sejak April.
Sementara itu, Tiongkok yang sempat memberlakukan larangan impor menyeluruh terhadap produk laut Jepang mencabut kebijakan tersebut pada Juni lalu, setelah hasil uji mandiri tidak menemukan kelainan pada sampel air laut maupun biota laut. Namun, produk dari 10 prefektur termasuk Fukushima dan Tokyo masih tetap dilarang, sehingga Jepang terus mendorong agar sisa pembatasan tersebut segera dicabut.
Sejak krisis nuklir 2011, PLTN Fukushima menghasilkan sekitar 70 ton air limbah radioaktif per hari, akibat proses pendinginan bahan bakar reaktor yang meleleh. Air ini kemudian ditampung di tangki setelah diproses melalui sistem khusus yang menghilangkan hampir semua radionuklida kecuali tritium.
Keputusan untuk membuang air olahan diumumkan pemerintah Jepang pada April 2021, dengan tujuan mengosongkan tangki penyimpanan dan menyediakan ruang untuk fasilitas pengangkatan puing bahan bakar. Proses pelepasan dimulai pada 24 Agustus 2023 dan diperkirakan akan selesai pada 2051.
Sebelum dilepas ke laut, air olahan ini diencerkan dengan air laut hingga hanya seper-40 dari standar keselamatan Jepang, sehingga kadar tritium jauh di bawah batas aman internasional.
Sc : KN