Bagi orang Indonesia, melihat anak SD berjalan sendiri ke sekolah mungkin terasa berbahaya atau aneh. Tapi di Jepang, hal ini justru pemandangan biasa setiap pagi. Anak-anak kecil, bahkan yang baru masuk SD, sudah terbiasa berangkat sekolah sendiri dengan berjalan kaki atau naik transportasi umum. Lalu, kenapa bisa begitu?
1. Sistem Keamanan Lingkungan yang Kuat
Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. Masyarakatnya punya budaya salut terhadap aturan dan menjaga ketertiban. Selain itu, ada patroli sukarelawan dari warga sekitar yang memastikan anak-anak aman saat berangkat dan pulang sekolah.
2. Budaya Mandiri Sejak Kecil
Sejak dini, anak-anak Jepang diajarkan kemandirian. Bukan hanya pergi sekolah sendiri, mereka juga terbiasa merapikan meja, membersihkan kelas, hingga membantu pekerjaan kecil di rumah. Pergi ke sekolah tanpa ditemani orang tua dianggap sebagai latihan untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.
3. Sekolah Dekat dengan Rumah
Banyak sekolah dasar di Jepang yang lokasinya memang didesain berada dekat kawasan perumahan. Anak-anak biasanya hanya perlu berjalan kaki 10–20 menit saja untuk sampai. Hal ini membuat mereka tidak bergantung pada orang tua untuk antar-jemput.
4. Infrastruktur yang Mendukung
Jalur pejalan kaki di Jepang dibuat sangat ramah untuk anak-anak, dengan trotoar yang rapi, zebra cross yang jelas, hingga lampu lalu lintas khusus. Bahkan ada jalur khusus “commuting route” untuk anak sekolah agar mereka tetap aman.
5. Filosofi Gambarimasu
Budaya Jepang sangat menekankan usaha dan ketangguhan mental. Dengan membiarkan anak-anak berangkat sendiri, orang tua percaya mereka sedang belajar untuk menghadapi tantangan hidup, sekecil apa pun itu.
Anak SD Jepang berangkat sekolah sendiri bukan sekadar kebiasaan praktis, melainkan cerminan dari budaya mereka: aman, mandiri, dan penuh tanggung jawab. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Jepang secara kolektif ikut menjaga anak-anak, bukan hanya tanggung jawab orang tua.