Di tengah era media sosial, pesan instan, dan ucapan tahun baru yang tinggal satu klik, Jepang justru masih mempertahankan sebuah tradisi lama: Nengajō (年賀状)—kartu ucapan tahun baru yang dikirim secara fisik lewat pos.
Meski terlihat sederhana, Nengajō bukan sekadar kartu. Ia adalah simbol hubungan sosial, rasa hormat, dan penanda ikatan yang tetap dijaga meski jarang bertemu.
Apa Itu Nengajō?
Nengajō adalah kartu ucapan yang dikirim khusus untuk menyambut Tahun Baru di Jepang. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Edo, ketika orang-orang mengirim kabar keselamatan kepada kerabat dan relasi yang tinggal jauh.
Hingga hari ini, Nengajō tetap dikirim setiap akhir Desember dan harus tiba tepat pada tanggal 1 Januari—bukan sebelum, bukan sesudah.
Mengapa Harus Tiba Tepat 1 Januari?
Ketepatan waktu adalah inti dari Nengajō. Mengirim kartu yang sampai pada 1 Januari dianggap sebagai bentuk:
-
Kesungguhan
-
Perhatian
-
Rasa hormat terhadap penerima
Layanan pos Jepang bahkan menyediakan sistem khusus Nengajō, di mana kartu yang dikirim sejak pertengahan Desember akan disimpan dan dikirim serentak pada hari pertama tahun baru.
Isi Nengajō: Singkat tapi Bermakna
Berbeda dengan kartu ucapan panjang, isi Nengajō biasanya singkat dan formal, seperti:
-
Ucapan selamat tahun baru
-
Harapan kesehatan dan kelancaran hidup
-
Terima kasih atas hubungan di tahun sebelumnya
-
Harapan kerja sama atau hubungan baik di tahun mendatang
Bagi orang Jepang, kesederhanaan justru menunjukkan ketulusan, bukan kurangnya perhatian.
Bukan untuk Semua Orang
Menariknya, Nengajō tidak dikirim kepada orang yang sedang berduka. Jika seseorang kehilangan anggota keluarga dalam setahun terakhir, mereka akan mengirim kartu khusus bernama Mochū Hagaki untuk memberi tahu bahwa mereka tidak menerima Nengajō tahun itu.
Hal ini menunjukkan betapa tradisi ini sangat memperhatikan perasaan dan situasi orang lain.
Nengajō sebagai Penjaga Relasi Sosial
Di Jepang, Nengajō sering dikirim kepada:
-
Keluarga jauh
-
Teman lama yang jarang bertemu
-
Atasan, rekan kerja, atau klien
-
Guru, dosen, atau mentor
Bahkan jika tidak pernah berkomunikasi sepanjang tahun, Nengajō menjadi cara halus untuk mengatakan:
“Kita masih terhubung.”
Di Era Digital, Kenapa Masih Bertahan?
Meski jumlah pengirim Nengajō menurun, tradisi ini belum hilang. Alasannya:
-
Memberi kesan lebih personal dibanding pesan digital
-
Menunjukkan usaha dan niat
-
Dianggap lebih sopan dalam hubungan formal
-
Menjadi bentuk “penutup tahun” yang bermakna
Bagi banyak orang Jepang, menulis dan mengirim Nengajō adalah ritual refleksi, bukan sekadar kewajiban sosial.
Desain Modern, Nilai Lama
Kini, Nengajō hadir dalam berbagai bentuk:
-
Desain lucu dengan zodiak tahun tersebut
-
Ilustrasi minimalis modern
-
Foto keluarga atau anak
-
Desain buatan sendiri lewat aplikasi
Namun, meski tampil modern, makna dasarnya tetap sama: menjaga hubungan dengan cara yang penuh kesadaran.
Nengajō mungkin terlihat kuno di mata orang asing. Tapi di Jepang, kartu kecil ini adalah jembatan sunyi antar manusia, yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan harapan di tahun yang baru.
Di saat ucapan digital cepat terlupakan, Nengajō justru mengajarkan satu hal penting:
kadang, perhatian yang pelan justru paling bermakna.









