Produsen miso dan kecap di wilayah tengah Jepang semakin bertaruh pada daya tarik makanan fermentasi Jepang untuk menarik wisatawan asing.
Turis asing kini banyak mengunjungi pabrik-pabrik pengolahan pasta kedelai, seperti Maruya Hatcho Miso di Okazaki, Prefektur Aichi, yang berdiri sejak tahun 1337. Pabrik ini mempertahankan metode tradisional yang membutuhkan waktu hingga dua tahun, mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Jepang.
Makanan fermentasi lainnya, seperti narezushi, bentuk awal sushi Jepang yang dibuat dengan memfermentasi ikan dalam nasi, juga menjadi favorit di restoran tradisional seperti Kawaramachi Izumiya di Gifu. Meski memiliki aroma khas yang kuat, hidangan ini tetap menarik banyak turis.
Restoran tersebut juga menciptakan hidangan inovatif seperti ramen dengan saus bumbu ikan ayu dan narezushi dengan ikan ayu bertelur, memberikan pengalaman unik yang hanya bisa dinikmati di Jepang.
Warisan Budaya dan Fermentasi
Tokugawa Ieyasu, shogun pertama Jepang di abad ke-17, dikenal menyukai hatcho miso karena nilai proteinnya yang tinggi. Hidangan ini juga menjadi pasokan makanan penting bagi tentaranya.
Faktor alam seperti iklim hangat dan lembab serta kelimpahan kacang-kacangan dan beras di wilayah Tokai menjadikannya pusat produksi makanan fermentasi berkualitas tinggi.
Pada Agustus 2023, komite eksekutif “wisata fermentasi” resmi dibentuk, menggandeng perusahaan kereta Central Japan Railway Co dan asosiasi pariwisata Handa, kota asal produsen cuka Mizkan Holdings.
Rencana tur besar-besaran dari Tokyo dan luar negeri akan dimulai pada Mei tahun depan, menyusul kesuksesan tur uji coba yang menarik peserta dari sembilan negara.
Pihak penyelenggara juga melatih pemandu wisata dengan pengetahuan mendalam tentang metode tradisional, menciptakan pengalaman yang mendalam dan bermakna.
“Kami ingin mengembangkan sumber daya manusia yang menjadi penghubung antara produsen dan konsumen serta mendukung budaya lokal,” kata Sakiko Yoshida, salah satu penggerak proyek tersebut.
Dengan tradisi kuliner yang unik dan kaya sejarah, makanan fermentasi Jepang tidak hanya menggugah selera tetapi juga menjadi jendela ke dalam budaya yang mendalam.
Sc : JT