Para peneliti di Jepang telah menciptakan teknologi inovatif untuk mendaur ulang limbah plastik campuran pasca-konsumsi. Dipimpin oleh Profesor Takeshi Sako dari Universitas Shizuoka, tim ini berhasil mengubah plastik bekas menjadi naphtha—bahan baku penting dalam produksi plastik baru.
Mengatasi Tantangan Daur Ulang Plastik Campuran
Berbeda dengan plastik tunggal seperti polyethylene pada kantong sampah atau polystyrene pada kemasan mi instan, plastik campuran (seperti PVC dan PET) sering menyebabkan kerusakan kualitas minyak daur ulang dan peralatan. Hal ini menjadi kendala besar dalam upaya mendaur ulang plastik campuran secara efisien.
Namun, melalui teknologi terbaru yang menggunakan air subkritis (cairan dengan suhu dan tekanan tinggi) serta katalis khusus, para peneliti berhasil mengekstrak naphtha dan minyak diesel ringan dengan tingkat efisiensi lebih tinggi dibanding teknologi sebelumnya.
Manfaat Lingkungan yang Signifikan
Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan:
- Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Naphtha daur ulang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku plastik.
- Menurunkan Emisi Karbon: Mengolah limbah plastik menjadi minyak berkualitas tinggi mengurangi kebutuhan penggunaan bahan bakar fosil.
- Proses Tanpa Penyortiran: Teknologi ini menghilangkan langkah penyortiran limbah plastik, sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.
Langkah ke Depan
Tim peneliti akan bekerja sama dengan perusahaan kilang minyak dan entitas terkait untuk mengumpulkan lebih banyak data dan meningkatkan skala peralatan. Mereka berharap teknologi ini dapat digunakan secara praktis dalam waktu tiga tahun.
Komentar Peneliti
Profesor Sako mengatakan, “Dengan mendaur ulang limbah plastik campuran menjadi minyak berkualitas tinggi, kita dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan dampak karbon. Ini adalah salah satu teknologi terkemuka di dunia.”
Teknologi ini memberikan harapan baru untuk mengatasi masalah limbah plastik global sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan
Sc : mainichi