CEO baru Seven & i Holdings Co., operator Jepang dari jaringan toko serba ada Seven-Eleven, menyatakan komitmennya terhadap pertumbuhan selama 10 tahun ke depan, di tengah upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai korporatnya menghadapi upaya pengambilalihan oleh perusahaan pesaing asal Kanada.
Stephen Hayes Dacus secara resmi diangkat sebagai CEO asing pertama perusahaan tersebut setelah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada hari Selasa. Dalam rapat tersebut, ia berjanji akan bekerja keras untuk memastikan bahwa “10 tahun ke depan lebih baik dari 10 tahun sebelumnya”, seiring Seven & i melanjutkan langkah restrukturisasi untuk lebih fokus pada bisnis toko serba ada, yang pertumbuhannya mulai melambat di Jepang dan Amerika Serikat.
Pemegang saham menyetujui pengangkatan Dacus (64), serta 12 anggota dewan lainnya, termasuk Junro Ito (66), anggota keluarga pendiri, sebagai ketua, dan Takashi Sawada, mantan presiden operator FamilyMart, sebagai direktur independen.
Dacus menggantikan Ryuichi Isaka (67), dan sebelumnya menjabat sebagai direktur luar Seven & i sejak 2022. Ia memiliki pengalaman eksekutif di berbagai perusahaan Jepang seperti Fast Retailing Co. (pemilik Uniqlo) dan operator restoran sushi conveyor belt Sushiro.
“Saya tahu betapa pentingnya manajemen bisnis ini bagi orang-orang yang menjalankannya di lapangan,” ujar Dacus, yang juga pernah bekerja di toko 7-Eleven milik ayahnya di AS saat remaja.
“Saya juga tahu betapa pentingnya kinerja dan saham kami mencerminkan hal itu, agar para pemegang saham kami, yang juga pelanggan kami, dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan perusahaan.”
Seven & i sebelumnya menerima tawaran akuisisi sekitar 7 triliun yen ($49 miliar) dari Alimentation Couche-Tard Inc., operator toko serba ada Circle K asal Kanada.
Komite khusus perusahaan masih meninjau tawaran tersebut dan kemungkinan mempertahankan kemandirian, demi memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham.
Ketika salah satu pemegang saham menyarankan agar perusahaan menerima akuisisi tersebut, Isaka menanggapi bahwa Seven & i akan terus mengevaluasi kedua opsi tersebut secara konstruktif, sambil tetap menjalankan langkah-langkah internal secara paralel.
Sebelumnya, Junro Ito bersama Ito-Kogyo Co., pengelola aset keluarga pendiri, sempat berupaya mengambil alih perusahaan secara privat melalui manajemen buyout (MBO) untuk menggagalkan akuisisi oleh Couche-Tard, namun batal setelah gagal mendapatkan dana yang cukup.
Akuisisi tersebut diperkirakan membutuhkan biaya sekitar 9 triliun yen, dan akan menjadi MBO terbesar dalam sejarah Jepang.
Sebagai bagian dari restrukturisasi, Seven & i mengumumkan langkah-langkah seperti:
-
Menjual bisnis supermarket Ito-Yokado ke perusahaan ekuitas swasta asal AS, Bain Capital, senilai 814,7 miliar yen.
-
Rencana IPO (penawaran umum saham) unit bisnis 7-Eleven di AS pada tahun 2026.
-
Menjual sebagian saham di Seven Bank Ltd. untuk mengeluarkannya dari laporan konsolidasi.
Perusahaan juga berencana mengganti nama menjadi “7-Eleven Corp.” untuk menekankan fokus pada merek toko serba ada tersebut, namun rencana ini belum dimasukkan dalam agenda voting rapat pemegang saham hari Selasa karena masih membutuhkan koordinasi internal lebih lanjut.
Sc : KN