Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, pada Minggu menyatakan bahwa Jepang memantau perkembangan di Timur Tengah dengan “keprihatinan serius” setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, Ishiba tidak langsung menyatakan dukungan terhadap aksi militer yang diambil oleh sekutu terdekat Jepang itu.
Berbicara kepada wartawan, Ishiba menegaskan pentingnya menurunkan ketegangan di kawasan, sambil menekankan bahwa pengembangan nuklir oleh Iran harus “dihentikan.”
Jepang secara tradisional menjaga hubungan baik dengan Iran, meski tetap memiliki aliansi keamanan yang kuat dengan Amerika Serikat. Stabilitas di Timur Tengah sangat penting bagi Jepang, negara yang miskin sumber daya alam dan sangat bergantung pada impor minyak mentah dari kawasan tersebut.
Meskipun belum ada dampak langsung terhadap pasokan energi, Ishiba mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan pejabat terkait untuk memantau situasi secara cermat dan mengambil langkah yang diperlukan.
“Kami sedang mengumpulkan dan menganalisis informasi serta mengamati perkembangan dengan keprihatinan mendalam,” kata Ishiba.
Saat ditanya apakah Jepang mendukung serangan yang dilakukan AS, Ishiba menjawab, “Saya akan memberikan jawaban pada waktu yang tepat,” setelah melakukan pembahasan internal di pemerintahan.
Serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama telah menyeret Amerika Serikat langsung ke dalam konflik antara Israel dan Iran, dengan Presiden Donald Trump pada Sabtu menyatakan bahwa serangan udara tersebut telah “menghancurkan secara total” fasilitas-fasilitas tersebut.
Sementara itu, sebanyak 21 warga negara Jepang dan keluarganya berhasil dievakuasi dari Iran dan tiba di Azerbaijan dengan bus pada hari Minggu, menurut Kementerian Luar Negeri. Tidak ada laporan gangguan kesehatan dari mereka.
Evakuasi ini menyusul keberangkatan 87 warga Jepang dan keluarganya dari Iran dan Israel pada Kamis lalu.
Saat ini, sekitar 200 warga negara Jepang masih berada di Iran, dan sekitar 1.000 orang masih berada di Israel, menurut data kementerian.
Israel dan Iran telah terlibat dalam perang terbuka sejak Israel melancarkan serangan ke fasilitas nuklir dan target militer Iran pada 13 Juni, dengan alasan bahwa Iran sudah mendekati kemampuan membuat senjata nuklir—meski pihak Iran membantah klaim tersebut.
Sc ; JT