Seorang pejabat senior militer Amerika Serikat menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Prefektur Okinawa pada Kamis lalu terkait kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang prajurit pada tahun 2024. Insiden ini disebut telah menimbulkan kecemasan di kalangan warga setempat, termasuk korban.
Kolonel Neil Owens, Kepala Staf Divisi Marinir ke-3, menyampaikan permintaan maaf tersebut saat mengunjungi kantor prefektur Okinawa. Permintaan maaf ini disampaikan lebih dari seminggu setelah Lance Cpl. Jamel Clayton dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada akhir Juni.
Clayton, 22 tahun, dituduh melukai seorang wanita berusia 20-an dengan mencekiknya saat mencoba memerkosanya. Ia sendiri telah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Sejak Juni tahun lalu, beberapa kasus pelecehan seksual yang melibatkan personel militer AS di prefektur selatan Jepang ini telah terungkap. Menurut pejabat setempat, permintaan maaf dari Owens ini adalah yang pertama secara formal dari pasukan AS kepada pemerintah prefektur menyusul serangkaian insiden tersebut.
Militer AS menyarankan untuk melanjutkan patroli bersama dengan polisi Jepang sebagai salah satu langkah untuk mencegah terulangnya kejahatan seksual. “Ini adalah insiden keji yang mengabaikan hak asasi perempuan,” kata Masahito Tamari, Direktur Jenderal Kantor Gubernur Okinawa. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak bisa tidak mempertanyakan tata kelola internal pasukan AS.
Berdasarkan putusan Pengadilan Distrik Naha, Clayton mencekik wanita tersebut dari belakang di Yomitan pada Mei 2024 dan mencoba melakukan hubungan seksual dengan membuka kancing celananya. Korban menderita cedera mata yang memerlukan perawatan sekitar dua minggu.
Prefektur Okinawa menampung sebagian besar instalasi militer AS di Jepang, dan sentimen anti-basis militer telah mengakar kuat di sana karena kebisingan pesawat, polusi, dan kejahatan yang dilakukan oleh anggota militer Amerika.
Sc : JT