Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya menyerukan tatanan ekonomi internasional yang “bebas, adil, dan terbuka” dalam pembicaraannya dengan para mitranya dari ASEAN di Malaysia pada Kamis, di tengah ketegangan perdagangan yang dipicu oleh ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat terhadap Jepang dan negara-negara anggota ASEAN.
Menyoroti bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang beranggotakan 10 negara, berada “di pusat pertumbuhan global”, Iwaya menyatakan bahwa Jepang ingin memperkuat kerja sama dengan blok regional tersebut. Ia menambahkan bahwa peran ASEAN “semakin penting bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan.”
Dengan latar belakang ancaman tarif yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, Iwaya menekankan pentingnya “mempertahankan dan memperkuat” sistem perdagangan multilateral yang berpusat pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Trump telah menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen terhadap produk-produk dari Jepang mulai 1 Agustus, sementara barang dari enam negara anggota ASEAN akan dikenakan bea masuk hingga 40 persen.
Iwaya juga mengadakan pertemuan terpisah dengan para menteri luar negeri dari negara-negara Mekong—Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam—dan berjanji untuk meningkatkan kerja sama Jepang dengan mereka di berbagai bidang seperti pencegahan bencana, dekarbonisasi, digitalisasi, serta upaya memerangi kejahatan lintas batas termasuk penipuan daring.
Anggota ASEAN lainnya adalah Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Sc : Mainichi