Menolak ajakan atau permintaan dalam budaya Jepang bukanlah hal yang mudah. Orang Jepang cenderung menghindari penolakan langsung demi menjaga keharmonisan hubungan. Namun, bagaimana jika kamu harus menolak, tapi tetap ingin terdengar sopan dan tidak menyinggung? Nah, di sinilah pentingnya frasa penolakan yang halus tapi tegas.
Berikut adalah beberapa ungkapan dalam bahasa Jepang yang bisa kamu gunakan untuk menolak dengan sopan:
1. ちょっと難しいです
Chotto muzukashii desu
(Sedikit sulit…)
Ungkapan ini terdengar sangat sopan dan umum dipakai. “Muzukashii” bukan berarti “tidak bisa”, tapi memberi kesan bahwa kamu kesulitan melakukannya — penolakan yang tersirat.
2. 今回は遠慮させていただきます
Konkai wa enryo sasete itadakimasu
(Mohon maaf, kali ini saya akan menahan diri)
Bentuk super sopan dari penolakan. “Enryo” artinya menahan diri atau menolak dengan sopan. Cocok digunakan dalam situasi formal atau profesional.
3. またの機会にお願いします
Mata no kikai ni onegaishimasu
(Semoga lain kali saja ya)
Secara tidak langsung menolak sambil tetap membuka kemungkinan di masa depan. Sangat umum dalam budaya Jepang.
4. 申し訳ありませんが、難しいです
Moushiwake arimasen ga, muzukashii desu
(Mohon maaf, tapi sepertinya sulit)
Lebih formal dari “chotto muzukashii”, bisa dipakai dalam email atau percakapan bisnis.
5. 今はちょっと…
Ima wa chotto…
(Sekarang sih agak…)
Kalimat yang menggantung, tapi secara budaya Jepang dianggap cukup untuk menunjukkan penolakan tanpa perlu eksplisit. Sangat umum di kalangan teman atau rekan kerja.
6. 気持ちはありがたいんですが…
Kimochi wa arigatai n desu ga…
(Aku sangat menghargai niatmu, tapi…)
Dipakai saat kamu ingin menunjukkan rasa terima kasih, tetapi tetap menolak. Sangat halus dan empatik.
7. それはちょっと困ります
Sore wa chotto komarimasu
(Agak menyulitkan sih kalau seperti itu…)
Memberikan kesan bahwa situasinya membuat kamu serba salah. Penolakan yang tegas tapi tidak kasar.
Kalau kamu terlalu jujur bilang “できません” (dekimasen = saya tidak bisa) atau “いやです” (iya desu = saya tidak mau), itu bisa terdengar kasar atau langsung. Orang Jepang lebih suka menyampaikan penolakan dengan nuansa, bukan penegasan.
Menolak dalam bahasa Jepang butuh seni komunikasi: kamu perlu menjaga perasaan orang lain sambil tetap menyampaikan maksudmu. Dengan frasa-frasa di atas, kamu bisa mengatakan “tidak” tanpa harus benar-benar mengucapkan “tidak”.