Perusahaan Kereta Api Jepang Timur (East Japan Railway Co./JR East) pada Jumat mengumumkan bahwa mereka telah menerima persetujuan pemerintah untuk menaikkan tarif kereta rata-rata sebesar 7,1 persen mulai Maret tahun depan. Ini merupakan kenaikan tarif menyeluruh pertama sejak perusahaan tersebut dibentuk pada tahun 1987, saat privatisasi perusahaan kereta nasional Jepang.
Kenaikan tarif ini dilakukan seiring upaya JR East—operator jalur sibuk seperti Yamanote Line di Tokyo—untuk mengamankan dana demi menjaga layanan kereta tetap berjalan, di tengah tantangan populasi yang menyusut dan meningkatnya harga-harga.
Tarif awal tiket akan naik sebesar 10 yen, dari tarif saat ini sebesar 150 yen untuk jarak tempuh 1 hingga 3 kilometer di jalur seperti Yamanote, yang menghubungkan stasiun-stasiun utama seperti Tokyo, Shibuya, dan Shinjuku. Bagi pengguna kartu IC, kenaikannya berkisar antara 8 hingga 9 yen.
Presiden sekaligus CEO JR East, Yoichi Kise, meminta pengertian masyarakat atas rencana ini. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa “sulit untuk mendapatkan dana yang diperlukan guna investasi dan perbaikan peralatan hanya dari upaya bisnis kami sendiri.”
JR East merupakan salah satu dari beberapa perusahaan kereta regional yang dibentuk pascaprivatisasi Japan National Railways pada April 1987. Sejak saat itu, perusahaan belum pernah melakukan kenaikan tarif besar-besaran, kecuali penyesuaian akibat pengenaan dan kenaikan pajak konsumsi.
Berdasarkan rencana yang telah disetujui oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, tarif standar akan naik rata-rata 7,8 persen, tiket langganan komuter naik 12 persen, dan tiket langganan pelajar naik 4,9 persen. Kenaikan tarif ini diperkirakan akan menambah pendapatan tahunan JR East sebesar 88,1 miliar yen.
Sc : JT