Menu

Dark Mode
Kosakata Jepang di Resep Masakan Rumahan: Apa Itu ‘Itameru’ dan ‘Niru’? 🎥 Tips Ngevlog Sendiri di Jepang Tanpa Bikin Orang Jepang Risih Shueisha Gratiskan Baca 10 Manga Simul-Release Versi Bahasa Indonesia di Aplikasi MANGA Plus Selama Setahun Band Rock Ellegarden Jadi Pengisi Lagu Pembuka Baru Anime One Piece, “Carmine” Rekor Baru: 120 Negara Hadiri Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki Penerbit Jepang Minta Maaf atas Kolom Majalah yang Dianggap Diskriminatif terhadap Warga Keturunan Asing

News

Penerbit Jepang Minta Maaf atas Kolom Majalah yang Dianggap Diskriminatif terhadap Warga Keturunan Asing

badge-check


					Penerbit Jepang Minta Maaf atas Kolom Majalah yang Dianggap Diskriminatif terhadap Warga Keturunan Asing Perbesar

Sebuah penerbit Jepang, Shinchosha, pada Senin (4/8) menyampaikan permintaan maaf resmi atas kolom yang terbit di edisi 31 Juli majalah mingguan mereka, “Shukan Shincho”, yang menuai kritik karena dianggap diskriminatif terhadap warga berdarah asing dan mempromosikan xenofobia.

Kolom tersebut ditulis oleh jurnalis Masayuki Takayama, yang menyinggung isu naturalisasi dan menyerang penulis Ushio Fukazawa, yang berasal dari keturunan Korea, karena telah mengkritik sikap diskriminatif di Jepang.

“Kami menyampaikan permintaan maaf yang tulus. Kami sangat menyadari dan bertanggung jawab atas kekurangan kami sebagai penerbit,” tulis Shinchosha dalam pernyataan resminya.

Mereka menambahkan bahwa meskipun kebebasan berekspresi sangat penting, “cakupan dari kebebasan itu bergantung pada konteks sosial dan waktu, serta subjek yang dibahas.”

Dalam konferensi pers yang diadakan di hari yang sama, Fukazawa menyatakan, “Saya membayangkan betapa takutnya orang-orang yang berasal dari latar belakang asing membaca kolom seperti itu.” Ia juga berharap agar Jepang tetap menjadi negara yang inklusif, di mana semua orang bisa hidup dengan kebanggaan atas identitas mereka.

Sekitar 40 tokoh publik, termasuk novelis Natsuo Kirino dan mangaka Akiko Higashimura, juga menyampaikan kecaman atas isi kolom tersebut.

Takayama dalam tulisannya juga menyindir model Kiko Mizuhara, yang pernah menuduh seorang produser Jepang melakukan pelecehan seksual. Ia menulis bahwa Mizuhara “lahir dari orang tua Amerika dan Korea, dan sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Jepang,” serta mempertanyakan penggunaan nama Jepang oleh mereka yang berasal dari luar.

Komentar itu dianggap sebagai bentuk penolakan terhadap identitas multikultural, dan mengandung nada bahwa hanya orang dengan “darah Jepang murni” yang pantas bersuara tentang negeri itu.

Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya Shinchosha menuai kritik. Pada 2018, majalah bulanan mereka, “Shincho 45”, dihentikan penerbitannya setelah menerbitkan artikel yang menghina komunitas LGBT.

Sc : KN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Rekor Baru: 120 Negara Hadiri Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

5 August 2025 - 14:30 WIB

Melawan Silau Matahari, Operator Kereta Jepang Terapkan Penggunaan Kacamata Hitam”

5 August 2025 - 11:10 WIB

Ukraina Siap Kerja Sama Produksi Drone dengan Jepang

5 August 2025 - 10:10 WIB

70% Lebih Wisatawan Asing Nilai Pengeboman Atom Hiroshima dan Nagasaki Tidak Dapat Dibenarkan

4 August 2025 - 17:10 WIB

Kementerian Pendidikan Setuju Akan Batasi Bantuan Hidup Mahasiswa Phd Hanya untuk WN Jepang Mulai 2027

4 August 2025 - 15:10 WIB

Trending on News