Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Shinjiro Koizumi, pada Senin melobi Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, untuk mencabut pembatasan impor makanan laut Jepang yang diberlakukan pasca-bencana nuklir Fukushima pada 2011.
Pertemuan tersebut berlangsung di Seoul menjelang kemungkinan kunjungan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, ke Jepang akhir bulan ini. Pertemuan langsung antara menteri pertanian Jepang dengan menteri luar negeri negara lain tergolong jarang terjadi. Sebelumnya, Koizumi menghadiri pertemuan trilateral menteri pertanian Jepang, China, dan Korea Selatan di Incheon pada hari yang sama.
“Saya sangat berharap kementerian terkait dapat membangun komunikasi yang lancar demi percepatan pencabutan larangan ini,” ujar Koizumi kepada wartawan, tanpa mengungkapkan tanggapan dari Cho.
Korea Selatan melarang impor makanan laut dari delapan prefektur Jepang — Aomori, Iwate, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, dan Chiba — setelah krisis nuklir Fukushima Daiichi yang dipicu gempa bumi dan tsunami besar pada Maret 2011. Seoul juga mewajibkan delapan prefektur Jepang lainnya melampirkan sertifikat inspeksi radiasi.
“Kepercayaan terhadap makanan Jepang sudah sepenuhnya pulih,” tegas Koizumi.
Menurut sumber diplomatik, pemerintah Jepang dan Korea Selatan kini tengah mengatur rencana kunjungan presiden Korsel untuk bertemu Perdana Menteri Shigeru Ishiba.
Sebagai catatan, pada Juni lalu, China mencabut larangan impor makanan laut Jepang yang diberlakukan pada Agustus 2023, saat Jepang mulai melepaskan air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima ke laut, meskipun beberapa pembatasan masih berlaku.
Sc ; KN