Sejumlah perusahaan besar Jepang, termasuk Toyota Motor Corp., pada Rabu sepenuhnya memenuhi tuntutan kenaikan gaji dari serikat pekerja, yang meminta kenaikan signifikan untuk mengatasi lonjakan harga di tengah krisis tenaga kerja yang berkepanjangan.
Pemerintah Jepang memantau negosiasi tahunan antara manajemen dan serikat pekerja untuk melihat apakah tren kenaikan gaji yang kuat ini dapat bertahan dan merambat ke perusahaan kecil dan menengah (UKM), yang mempekerjakan sekitar 70% tenaga kerja nasional.
Sebagai pemimpin tren dalam negosiasi upah, Toyota—produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume—sepenuhnya mengabulkan permintaan serikat pekerjanya. Union Toyota meminta kenaikan gaji hingga 24.450 yen (Rp1,7 juta) per bulan, tergantung pada jabatan pekerja.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyambut baik pencapaian ini.
“Kita melihat hasil dari upaya bersama antara sektor publik dan swasta,” ujar Ishiba dalam pertemuan dengan para pemimpin kelompok bisnis utama.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan menggunakan semua kebijakan yang tersedia untuk mendukung kenaikan gaji di UKM, termasuk memungkinkan mereka menyesuaikan harga dengan biaya tenaga kerja yang meningkat dan meningkatkan produktivitas.
Selama beberapa dekade, pertumbuhan gaji di Jepang melemah setelah gelembung ekonomi pecah di awal 1990-an, yang diikuti oleh deflasi berkepanjangan.
Namun, akibat inflasi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, negosiasi upah musim semi atau “shunto” pada 2023 mencatat kenaikan gaji tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Meski begitu, pertumbuhan upah masih belum mampu mengejar laju inflasi, dengan gaji riil mengalami penurunan tahunan selama tiga tahun berturut-turut hingga 2024.
Para pelaku pasar juga mencermati kenaikan upah ini, karena ekspektasi kenaikan gaji yang kuat dapat memicu spekulasi bahwa Bank of Japan akan kembali menaikkan suku bunga.
Banyak Perusahaan Besar Menyusul, Nissan dan Honda Tertinggal
Sejumlah perusahaan lain juga mengikuti jejak Toyota dengan memenuhi atau melebihi tuntutan serikat pekerja:
✅ Mitsubishi Chemical Holdings Corp. menawarkan kenaikan lebih tinggi dari yang diminta, dengan peningkatan 18.000 yen dalam gaji pokok.
✅ Hitachi Ltd. dan NEC Corp. masing-masing memberikan kenaikan 17.000 yen, sesuai dengan tuntutan serikat pekerja.
✅ Mitsubishi Heavy Industries Ltd., Kawasaki Heavy Industries Ltd., dan IHI Corp. juga memenuhi permintaan serikat pekerjanya.
Namun, ada juga yang gagal memenuhi tuntutan:
❌ Nissan Motor Co. hanya menawarkan kenaikan rata-rata 16.500 yen, lebih rendah dari tuntutan 18.000 yen.
❌ Honda Motor Co. juga tidak dapat memenuhi permintaan serikat pekerjanya.
Gelombang kenaikan gaji ini terjadi di tengah krisis tenaga kerja yang semakin parah di Jepang, yang memaksa perusahaan menaikkan gaji demi mempertahankan dan menarik pekerja.
Ketua Konfederasi Serikat Buruh Jepang (Rengo), Tomoko Yoshino, berharap tren positif ini terus berlanjut.
“Kami tidak akan lengah sampai mengetahui hasil negosiasi untuk perusahaan kecil dan menengah,” kata Yoshino.
Negosiasi upah tahunan biasanya berlangsung dari pertengahan Februari hingga pertengahan Maret. Namun, tahun ini, beberapa perusahaan seperti Denso Corp. dan Aisin Corp. bahkan sudah lebih dulu memenuhi permintaan serikat pekerja sebelum batas waktu.
Data sementara Rengo per 3 Maret menunjukkan bahwa rata-rata tuntutan kenaikan gaji anggotanya mencapai 6,09%, angka tertinggi sejak 1993.
Banyak perusahaan besar mampu meningkatkan upah berkat keuntungan besar yang diperkirakan mencapai 52,65 triliun yen pada tahun fiskal 2024, memecahkan rekor selama empat tahun berturut-turut, menurut SMBC Nikko Securities Inc.
Tren kenaikan gaji di Jepang saat ini menunjukkan titik balik penting setelah bertahun-tahun stagnasi. Jika gelombang kenaikan ini meluas ke UKM, dampaknya bisa signifikan bagi pemulihan ekonomi Jepang.
Sc : KN