Indeks saham Nikkei 225 terjungkal pada hari Senin, mengakhiri tren kenaikan selama empat hari berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh menguatnya yen serta naiknya imbal hasil obligasi jangka panjang, menyusul komentar dari gubernur Bank of Japan (BOJ) yang memicu spekulasi bahwa bank sentral berpotensi menaikkan suku bunga bulan ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun sempat menyentuh 1,875%, tertinggi sejak Juni 2008 — setelah gubernur BOJ, Kazuo Ueda, mengatakan bahwa bank akan mempertimbangkan pro dan kontra kenaikan suku bunga saat rapat dewan bulan ini.
Dolar AS sempat melemah ke kisaran bawah ¥155 di Tokyo, karena komentar Ueda membuat pasar percaya bahwa BOJ akan segera menaikkan suku bunga — setelah pada rapat kebijakan Oktober lalu bank tak bergerak, untuk keenam kalinya.
Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities, menjelaskan: pasar belum sepenuhnya memasukkan kemungkinan kenaikan suku bunga BOJ pada pertemuan Desember, sehingga ada ruang bagi yen untuk menguat setelah sinyal dari komentar tersebut. Namun Yamamoto juga memperingatkan bahwa penguatan yen kemungkinan tidak bertahan lama, karena masa depan suku bunga tetap penuh ketidakpastian.
Indeks Nikkei ditutup turun 950,63 poin (–1,89%) dari penutupan Jumat menjadi 49.303,28. Sementara itu, indeks luas TOPIX anjlok 40,11 poin (–1,19%) ke posisi 3.338,33.
Pasar sempat dibuka dengan sedikit kenaikan, setelah bursa AS naik pada akhir pekan lalu di tengah harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan minggu depan. Namun keuntungan tersebut cepat hilang ketika investor melakukan aksi ambil untung—termasuk setelah Nikkei naik lebih dari 1.600 poin selama empat hari perdagangan terakhir.
Penurunan sempat melebar — melewati 2 persen atau lebih dari 1.000 poin — dipicu oleh penguatan yen yang menekan saham eksportir, serta kekhawatiran terkait naiknya biaya pinjaman akibat imbal hasil obligasi yang melambung.
Ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute, Koichi Fujishiro, mengatakan komentar gubernur BOJ memberi kesan bahwa bank sentral condong ke arah menaikkan suku bunga. Hal ini menunjukkan optimisme Ueda terhadap kondisi ekonomi AS dan kemungkinan kenaikan upah di Jepang.
Selain tekanan dari penguatan yen, sentimen pasar juga terbebani oleh penurunan saham di sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan dua sektor yang sebelumnya melonjak di bulan Oktober.
Di antara sektor utama yang melemah di Prime Market, saham perusahaan listrik, gas, pertambangan, dan real estate menjadi penyumbang penurunan terbesar.
Sc : KN








