Menu

Dark Mode
Karōshi: Fenomena Kematian karena Kerja Berlebihan di Jepang Film Kedua “Mobile Suit Gundam Hathaway: The Sorcery of Nymph Circe” Tayang Januari 2026, Bandai Namco Rilis Trailer Baru Takikomi Gohan: Nasi Campur Ala Jepang yang Lezat dan Bergizi 🏆 Frasa Jepang Saat Menyemangati Tim Olahraga Jepang Susun Strategi Nasional untuk Kembangkan AI Domestik, Kurangi Ketergantungan pada Teknologi Asing Perusahaan Jepang Gunakan Aplikasi dan Kebijakan Baru untuk Cegah Karyawan Muda Cepat Resign

Makanan

Inovasi dari Pabrik Saus Unagi di Saitama Tanpa Alkohol untuk Jangkau Pasar Muslim

badge-check


					Inovasi dari Pabrik Saus Unagi  di Saitama Tanpa Alkohol untuk Jangkau Pasar Muslim Perbesar

Selama berabad-abad, aroma khas belut panggang (unagi) dengan saus manis-gurih berkilau telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Jepang. Hidangan ini begitu istimewa hingga Jepang memiliki hari khusus, “Unagi no Hi” (Hari Unagi), ketika masyarakat menikmati belut untuk memulihkan stamina di tengah panasnya musim panas.

Namun, di luar negeri — terutama di negara-negara mayoritas Muslim — banyak yang belum bisa merasakan cita rasa khas unagi kabayaki, karena sausnya menggunakan sake dan mirin (dua bahan beralkohol).

Kini, sebuah perusahaan keluarga di Prefektur Saitama yang berdiri sejak 1897, Koihei, bertekad mengubah hal itu. Mereka tengah mengembangkan saus kabayaki tanpa alkohol agar bisa dinikmati oleh siapa pun di seluruh dunia, tanpa melanggar aturan halal.

“Kami ingin semua orang bisa menikmati rasa yang sarat sejarah dan tradisi ini,” ujar Yoichi Matsui, manajer penjualan Koihei yang memimpin proyek tersebut.

🌍 Inspirasi dari Pameran Makanan Global

Gagasan ini bermula pada Juni 2023, saat Koihei mengikuti pameran makanan di Tokyo. Banyak distributor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah menanyakan hal yang sama:

“Apakah kalian punya saus tanpa alkohol?”

Pertanyaan itu membuka mata Matsui. Pada Juli 2024, ia membentuk tim pengembangan beranggotakan karyawan muda untuk menciptakan saus yang bebas alkohol dan bebas gluten (untuk pelanggan dengan alergi gandum).

🧪 Eksperimen dan Tantangan

Resep awal hanya berisi empat bahan dasar: kecap asin, garam, gula, dan sirup pati. Mereka bahkan menggandeng produsen untuk membuat kecap khusus tanpa gandum dan alkohol.

Namun, hasilnya belum memuaskan — rasa saus dianggap terlalu manis dan tidak memiliki kedalaman rasa khas kabayaki yang biasanya muncul dari sake dan mirin.

Koihei lalu mengadakan uji rasa internal melibatkan sekitar 70 karyawan, yang menilai keseimbangan rasa pada skala lima poin. Melalui berbagai penyesuaian dan bimbingan pengrajin senior, tim akhirnya menemukan formulasi terbaik pada Mei 2025.

Meski kecap asin secara alami menghasilkan jejak alkohol saat fermentasi, kadar akhir produk Koihei berhasil ditekan hingga di bawah 0,5 persen — jauh di bawah batas 1 persen yang diizinkan banyak negara Muslim.

💬 Respon Positif

Untuk menguji pasar, Koihei meluncurkan kampanye crowdfunding. Hasilnya menggembirakan: banyak pendukung memuji rasanya yang “autentik” dan “nyaris tak bisa dibedakan dari versi asli.”

Namun, sebagian karyawan mengaku punya perasaan campur aduk.

“Tidak mudah mengubah resep yang diwariskan lima generasi,” ujar salah satu pegawai.

Meski begitu, semangat inovasi tetap menyala. Untuk saat ini, saus tanpa alkohol itu difokuskan untuk ekspor luar negeri, namun kemungkinan menggantikan versi lama di Jepang belum ditutup sepenuhnya.

“Masih ada ruang untuk perbaikan,” kata Matsui. “Kami akan terus menyempurnakan setiap hari hingga mencapai rasa yang benar-benar memuaskan.”

Sc : KN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Takikomi Gohan: Nasi Campur Ala Jepang yang Lezat dan Bergizi

14 October 2025 - 17:30 WIB

Tebasaki: Sayap Ayam Pedas Renyah Khas Nagoya

13 October 2025 - 17:30 WIB

Zangi: Ayam Goreng Khas Hokkaido yang Berbeda dari Karaage

11 October 2025 - 20:00 WIB

Kuruma Ebi: Udang Raksasa Jepang untuk Hidangan Istimewa

10 October 2025 - 16:30 WIB

Hachinoko: Larva Tawon yang Menjadi Camilan Tradisional Jepang

8 October 2025 - 19:00 WIB

Trending on Makanan