Jepang akan menyediakan tambahan 83,4 miliar yen (sekitar Rp 8 triliun) dalam bentuk pinjaman berbunga rendah untuk proyek pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan ini diharapkan selesai pada tahun 2028 dan menjadi dorongan besar bagi kapasitas ekspor Indonesia yang terus meningkat.
Pinjaman ini disepakati dalam penandatanganan perjanjian di Jakarta, sehari sebelum pertemuan puncak antara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada 11 Januari. Kedua pemimpin sepakat untuk mempererat kerja sama dalam bidang keamanan, ekonomi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Pelabuhan Patimban, yang berlokasi sekitar 120 kilometer di timur Jakarta, bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas menuju Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara, yang selama ini menjadi basis utama ekspor Indonesia.
Pelabuhan ini akan berfungsi sebagai terminal kontainer dan kendaraan, memperkuat fungsi logistik di kawasan ibu kota serta meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Lokasi strategis Pelabuhan Patimban juga memberikan keuntungan bagi banyak perusahaan Jepang yang memiliki basis produksi di wilayah timur Jakarta.
Sejak tahun 2017, Jepang telah memberikan pinjaman senilai 190 miliar yen untuk pembangunan Pelabuhan Patimban. Proyek ini mulai dibangun pada 2018 dan sebagian telah beroperasi sejak Desember 2020, menurut Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).
Dengan pengembangan ini, diharapkan Pelabuhan Patimban dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus mengoptimalkan kapasitas logistik untuk memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat.
sc : KN