Pemerintah Jepang mengumumkan pengiriman kembali produk seafood ke China untuk pertama kalinya sejak larangan impor diberlakukan Beijing pada 2023. Larangan sebelumnya diterapkan sebagai bentuk protes terhadap pelepasan air olahan radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut.
Juru bicara kabinet Minoru Kihara dalam konferensi pers menyambut positif pengiriman awal enam ton kerang beku dari Hokkaido yang dikirim pada Rabu. Menteri Pertanian Norikazu Suzuki menambahkan bahwa 600 kilogram teripin asin dari Prefektur Aomori akan menyusul pada Senin.
China memberlakukan larangan total pada Agustus 2023 bersamaan dengan dimulainya pelepasan air olahan, namun kedua negara mencapai kesepakatan pada Juni tahun ini untuk secara bertahap membuka kembali impor seafood Jepang. Eksportir Jepang diwajibkan mendaftarkan fasilitas mereka kepada otoritas China dan menyertakan sertifikat inspeksi radioaktivitas untuk produk perikanan. Hingga saat ini, hanya tiga fasilitas yang diizinkan mengekspor, dengan ratusan pendaftaran lainnya masih menunggu persetujuan.
Meski demikian, larangan terpisah tetap berlaku untuk produk laut dari 10 prefektur Jepang termasuk Fukushima, Miyagi, dan Tokyo yang diberlakukan usai bencana nuklir Maret 2011. China juga telah menyelesaikan prosedur karantina domestik untuk impor daging sapi Jepang yang dihentikan sejak wabah sapi gila tahun 2001.
Kihara menegaskan Jepang akan terus mendorong China mencabut sisa pembatasan terhadap 10 prefektur dan membuka impor daging sapi. Langkah normalisasi hubungan dagang ini terjadi di tengah upaya kedua negara menstabilkan hubungan bilateral yang kerap tegang akibat isu teritorial dan sejarah.
Sc : KN







