Menu

Dark Mode
Kesalahan Fatal Orang Indonesia Saat Packing Baju Musim Dingin Jepang Pulpen “Self-Destruct” Wing Gundam Jadi Hadiah Unik Ichiban Kuji Edisi 30 Tahun Gundam Wing Nostalgia! CAPCOM Umumkan Game Baru Mega Man: Dual Override, Rilis 2027 di Berbagai Platform Ungkapan Bahasa Jepang Saat Nggak Enak Menolak Ajakan Manga Baru “Shūmatsu Zombie Camp” Siap Terbit, Gabungkan Zombie Apocalypse dan Kuliner Camping Manga Legendaris Iron Wok Jan! Akan Diadaptasi Menjadi Anime TV Tahun Depan

Culture

Jizō-sama: Penjaga Sunyi Anak-Anak dan Orang yang Melintas di Jalanan Jepang

badge-check


					Jizō-sama: Penjaga Sunyi Anak-Anak dan Orang yang Melintas di Jalanan Jepang Perbesar

Saat berjalan di Jepang—terutama di daerah pemukiman lama, pinggiran kota, atau pedesaan—kita sering menemukan patung kecil berjubah merah yang berdiri tenang di pinggir jalan. Patung ini dikenal sebagai Jizō-sama, sosok yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Bagi masyarakat Jepang, Jizō bukan sekadar patung batu. Ia dipercaya sebagai pelindung anak-anak, penjaga orang yang bepergian, dan pembimbing arwah, hadir diam-diam di ruang publik tanpa perlu disadari.


Siapa Jizō-sama?

Jizō-sama berasal dari figur Buddha Kṣitigarbha dalam ajaran Buddha Mahayana. Di Jepang, Jizō dikenal sebagai bodhisattva yang bersumpah untuk terus membantu makhluk hidup sebelum mencapai pencerahan sempurna.

Karena sifat welas asihnya, Jizō dipandang lebih “membumi” dibanding figur Buddha lain. Ia tidak hanya berada di dalam kuil besar, tetapi juga di jalan kecil, sudut desa, dan lingkungan tempat orang tinggal.


Mengapa Jizō Banyak Ditempatkan di Pinggir Jalan?

Dalam kepercayaan tradisional Jepang, jalan dan persimpangan dianggap sebagai tempat yang rawan—batas antara ruang aman dan ruang yang penuh ketidakpastian. Karena itu, Jizō sering ditempatkan di:

  • Persimpangan jalan

  • Tepi gang dan jalan desa

  • Jalur pegunungan

  • Sekitar pemukiman dan sekolah

Keberadaannya dipercaya memberi perlindungan bagi orang yang sedang berjalan atau bepergian, serta mencegah hal-hal buruk terjadi di tempat tersebut.


Pelindung Anak-Anak dan Arwah yang Meninggal Terlalu Dini

Peran Jizō yang paling dikenal adalah sebagai pelindung anak-anak, termasuk bayi dan anak kecil yang meninggal sebelum dewasa.

Dalam kepercayaan rakyat Jepang, arwah anak-anak ini belum sepenuhnya siap melanjutkan perjalanan setelah kematian. Jizō dipercaya menjaga dan menenangkan mereka, serta membantu agar mereka tidak tersesat.

Karena itulah banyak patung Jizō yang dipakaikan topi rajut, celemek, atau baju kecil, sebagai simbol doa dan kasih sayang dari keluarga yang ditinggalkan.


Makna Pakaian Merah pada Jizō

Warna merah pada pakaian Jizō bukan hiasan semata. Dalam budaya Jepang, merah dipercaya memiliki makna:

  • Menolak penyakit dan kesialan

  • Melindungi dari pengaruh buruk

  • Melambangkan kekuatan hidup

Memberi pakaian pada patung Jizō juga dianggap sebagai bentuk perhatian, bukan ritual formal yang kaku.


Jizō dalam Kehidupan Jepang Saat Ini

Meski Jepang sangat modern, patung Jizō tetap mudah ditemukan:

  • Di dekat sekolah dasar

  • Di lingkungan perumahan lama

  • Di pemakaman

  • Di jalur pejalan kaki

Banyak orang yang lewat akan berhenti sejenak, membungkuk ringan, atau membersihkan patungnya—tindakan kecil yang dilakukan tanpa banyak kata.


Makna Jizō bagi Orang Jepang

Jizō-sama mencerminkan sisi lembut dari budaya Jepang: perhatian pada yang lemah, penghormatan pada yang telah tiada, dan kepedulian pada keselamatan orang lain.

Ia bukan simbol keajaiban besar, tetapi rasa aman yang tenang, hadir di tempat-tempat yang sering dilewati tanpa disadari.


Jizō-sama mengajarkan bahwa dalam budaya Jepang, perlindungan dan empati tidak selalu diwujudkan dengan hal besar. Terkadang, ia hadir sebagai patung kecil di pinggir jalan—diam, sederhana, dan setia menemani kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Shishimai: Tarian Singa Pembawa Keberuntungan dari Desa-desa Jepang

12 December 2025 - 18:30 WIB

Wagasa: Payung Kertas Tradisional yang Masih Dibuat Manual

11 December 2025 - 16:10 WIB

Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya

6 December 2025 - 17:30 WIB

Budaya “Oseibo” & “Ochūgen”: Hadiah Musiman sebagai Bentuk Terima Kasih ala Jepang

4 December 2025 - 18:30 WIB

Tsumami Zaiku: Seni Merangkai Bunga Kain untuk Hiasan Rambut Jepang

1 December 2025 - 16:45 WIB

Trending on Culture