Di balik kesederhanaan tampilan kuliner Jepang, tersimpan banyak makanan mewah yang proses pembuatannya panjang dan penuh ketelatenan. Salah satunya adalah karasumi (からすみ) — olahan telur ikan yang diasinkan dan dijemur hingga menjadi salah satu delikates tradisional paling mahal di Jepang.
Meski namanya belum terlalu familiar bagi wisatawan, karasumi justru dianggap setara dengan makanan mewah seperti uni (bulu babi) dan caviar.
Apa Itu Karasumi?
Karasumi dibuat dari telur ikan belanak (bora) yang melalui proses panjang:
telur ikan dibersihkan, diasinkan selama beberapa hari, lalu dijemur secara bertahap hingga teksturnya mengeras dan rasanya semakin pekat.
Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu, dan sangat bergantung pada cuaca serta pengalaman pembuatnya. Sedikit kesalahan saja bisa merusak rasa dan kualitas.
Rasa yang Kaya dan Intens
Karasumi memiliki rasa asin, gurih, dan kaya umami, dengan aroma khas laut yang kuat. Teksturnya padat tapi lembut saat digigit, dan sering meninggalkan aftertaste yang panjang.
Karena rasanya yang intens, karasumi tidak dimakan dalam porsi besar. Biasanya dipotong tipis-tipis, seperti keju atau daging kering premium.
Cara Menikmati Karasumi
Di Jepang, karasumi sering disajikan sebagai:
-
Teman minum sake atau shōchū
-
Topping nasi putih hangat
-
Pelengkap pasta Jepang (wafū pasta)
-
Dipanggang sebentar untuk mengeluarkan aromanya
Versi modern bahkan memadukannya dengan mentega, minyak zaitun, atau keju untuk menyeimbangkan rasa asinnya.
Asal-usul dan Daerah Terkenal
Karasumi memiliki sejarah panjang dan diperkirakan masuk ke Jepang melalui pengaruh Tiongkok kuno.
Daerah yang paling terkenal dengan karasuminya adalah Nagasaki, di mana tradisi pembuatannya masih dijaga hingga sekarang.
Karena produksinya terbatas dan bergantung musim, harga karasumi bisa sangat mahal, terutama untuk kualitas tinggi.
Makanan Dewasa, Bukan untuk Semua Orang
Bagi yang baru pertama kali mencoba, karasumi mungkin terasa terlalu kuat atau asin. Tapi bagi penikmat kuliner Jepang, justru di situlah letak daya tariknya. Karasumi sering dianggap sebagai makanan “dewasa” — dinikmati perlahan, bukan untuk sekadar kenyang.
Karasumi bukan makanan yang mencolok secara visual, tapi menyimpan kekayaan rasa dan sejarah panjang. Dari telur ikan sederhana, Jepang menciptakan delikates yang mencerminkan filosofi mereka: kesabaran, ketelitian, dan penghormatan pada bahan alami.










