Setelah rekor jumlah penampakan beruang di Jepang tahun ini, masyarakat diimbau tetap waspada, bahkan di kawasan perkotaan, hingga beruang-beruang masuk ke hibernasi musim dingin. Peningkatan penampakan beruang disinyalir akibat kelangkaan makanan di hutan dan anak-anak beruang yang kehilangan induk akibat perburuan.
Untuk mengurangi ancaman beruang, beberapa pemerintah daerah di Jepang mengadopsi sistem pengawasan berbasis AI. Kamera dipasang di daerah rawan, seperti tepi sungai dan area pemukiman. Sistem ini, hasil kerja sama Hokutsu Co dan laboratorium Hokuriku Electric Power, telah diterapkan di hampir 20 pemerintah daerah.
Data terbaru dari Kementerian Lingkungan mencatat 10.704 penampakan beruang dari April hingga Juli, melebihi tahun sebelumnya. Hingga Juli, 2.471 beruang telah ditangkap atau dibunuh, sementara insiden yang melibatkan korban manusia mencapai 58, termasuk dua korban jiwa.
Penampakan beruang bahkan terjadi di tempat-tempat ramai, termasuk area wisata. Di Komatsu, sistem AI langsung mengirim peringatan saat mendeteksi beruang di wilayah pemukiman, yang memungkinkan tindakan pencegahan, seperti mengamankan anak sekolah. Hasilnya, penampakan beruang di kota itu menurun drastis.
Namun, meskipun sistem AI ini efektif, para ahli tetap menyarankan agar warga selalu waspada, terutama menjelang musim hibernasi, di mana beruang cenderung muncul di area pemukiman.
Sc : japantoday