Pemerintah Jepang pada Kamis (3/10) meningkatkan langkah darurat untuk menghadapi lonjakan serangan beruang yang terjadi di berbagai wilayah, bahkan mempertimbangkan penggunaan senapan oleh kepolisian untuk mengendalikan situasi.
Langkah ini diambil setelah tercatat rekor 12 korban meninggal dunia akibat serangan beruang sejak awal tahun fiskal 2025 (April–Oktober) — dua kali lipat lebih banyak dibandingkan rekor sebelumnya pada tahun fiskal 2023 yang mencatat enam korban jiwa.
Juru bicara utama pemerintah, Minoru Kihara, menyebut situasi saat ini sebagai “ancaman serius terhadap keamanan dan keselamatan masyarakat.” Dalam rapat tingkat menteri yang diperluas dari lima menjadi delapan kementerian — kini juga melibatkan Kementerian Pertahanan — Kihara memerintahkan pelaksanaan langkah darurat nasional.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, dana tambahan akan dialokasikan dalam anggaran tambahan tahun fiskal 2025 untuk merekrut lebih banyak pemburu profesional serta memperkuat kebijakan pengendalian populasi beruang.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi telah mengeluarkan panduan keselamatan bagi siswa dan sekolah di seluruh Jepang, termasuk langkah-langkah pencegahan saat berangkat dan pulang sekolah.
Menteri Pendidikan Yohei Matsumoto menegaskan,
“Sangat mengkhawatirkan bahwa keselamatan anak-anak terancam. Kami akan bekerja keras untuk menjamin keamanan mereka.”
Sebagai bagian dari upaya terpadu, sekitar 130 anggota Pasukan Bela Diri Darat Jepang (GSDF) melakukan latihan bersama pemburu lokal di Prefektur Akita pada Kamis.
Sc : JT







