Pemerintah Jepang mengumumkan pada Jumat bahwa jumlah kartu identitas nasional My Number yang telah diterbitkan telah melampaui 100 juta kartu, menandakan bahwa hampir 80 persen penduduk kini memilikinya.
Hampir satu dekade sejak peluncurannya, tingkat adopsi kartu ini terus meningkat berkat berbagai insentif pemerintah serta integrasi fungsi kartu asuransi kesehatan ke dalam My Number. Meski demikian, tingkat penggunaannya sebagai kartu asuransi kesehatan baru masih rendah, dan kekhawatiran terkait keamanan data tetap menjadi isu di kalangan masyarakat.
Hingga Rabu, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang melaporkan bahwa 100.029.804 kartu telah diterbitkan, atau setara dengan 80,3 persen dari total populasi. Menteri Dalam Negeri Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kenyamanan dan kegunaan kartu tersebut.
Pemerintah mulai menerbitkan kartu My Number pada Januari 2016, namun pada awalnya tingkat pendaftarannya lambat karena kekhawatiran publik terkait potensi kebocoran data pribadi.
Jumlah permohonan meningkat drastis pada 2022 setelah pemerintah meluncurkan program My Number Points, yang memberikan insentif hingga 20.000 yen bagi para pemilik kartu. Pertumbuhan lebih lanjut terjadi setelah pemerintah mengumumkan penghapusan kartu asuransi kesehatan lama dan menggantinya dengan kartu asuransi berbasis My Number.
Pemerintah terus mendorong penggunaan kartu ini dalam berbagai layanan, termasuk pelaporan pajak secara online, pengambilan dokumen resmi di minimarket, hingga pembukaan rekening bank.
Per Selasa lalu, sistem Jepang telah sepenuhnya beralih menjadikan kartu asuransi My Number sebagai standar baru, menggantikan kartu asuransi kesehatan tradisional.
Hingga akhir Oktober, sekitar 88 persen pemilik kartu telah mendaftarkan fungsi asuransi kesehatan pada kartu mereka, namun hanya 37,1 persen yang benar-benar menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sc : JT








