Menu

Dark Mode
Kakeibo: Catatan Keuangan Ibu Rumah Tangga Jepang yang Jadi Gaya Hidup Hemat Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima: Seruan untuk Generasi Muda Menentang Senjata Nuklir Adaptasi Anime The Classroom of a Black Cat and a Witch Akan Tayang Perdana Tahun 2026 Akiko Sekine, Pengisi Suara Tokimeki Memorial dan Mahōtsukai Sally, Meninggal Dunia karena Kanker Survei: Mayoritas Warga Jepang Biarkan AC Menyala Sepanjang Malam di Musim Panas ANA Siap Luncurkan Taksi Terbang di Tokyo Mulai 2027, Waktu Tempuh ke Bandara Tinggal 15 Menit

News

Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima: Seruan untuk Generasi Muda Menentang Senjata Nuklir

badge-check


					Visitors offer flowers to Hiroshima Memorial Cenotaph during the ceremony to mark the 80th anniversary of the bombing at the Hiroshima Peace Memorial Park in Hiroshima, western Japan, Wednesday, Aug. 6, 2025. (AP Photo/Louise Delmotte) Perbesar

Visitors offer flowers to Hiroshima Memorial Cenotaph during the ceremony to mark the 80th anniversary of the bombing at the Hiroshima Peace Memorial Park in Hiroshima, western Japan, Wednesday, Aug. 6, 2025. (AP Photo/Louise Delmotte)

Hiroshima memperingati 80 tahun serangan bom atom oleh Amerika Serikat pada hari Rabu dengan menyerukan kepada generasi muda untuk mengambil peran dalam membangun dukungan yang lebih luas untuk menghapuskan senjata nuklir, seiring dengan bertambahnya usia para penyintas dan meningkatnya kekhawatiran terhadap konflik nuklir.

“Warga muda kita, pemimpin masa depan, harus menyadari bahwa kebijakan yang salah arah terkait senjata nuklir dapat membawa konsekuensi yang sangat tidak manusiawi,” kata Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, dalam Deklarasi Perdamaian yang dibacakan saat upacara peringatan tahunan, yang berlangsung setelah kelompok penyintas bom atom utama Jepang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu.

“Kami mendesak mereka untuk maju dengan pemahaman ini dan memimpin masyarakat sipil menuju konsensus,” katanya. “Kita, rakyat, tidak boleh menyerah.”

Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengatakan dalam upacara tersebut bahwa sebagai satu-satunya negara yang pernah mengalami kehancuran akibat senjata nuklir dalam perang, Jepang memiliki misi untuk mendorong upaya global dalam mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir, terutama di tengah meningkatnya perpecahan mengenai perlucutan senjata.

Hening cipta dilakukan pada pukul 08.15 pagi, tepat saat bom uranium dijatuhkan oleh pesawat pembom AS Enola Gay dan meledak di atas kota pada 6 Agustus 1945, di masa akhir Perang Dunia II, menewaskan sekitar 140.000 orang hingga akhir tahun itu.

Sebanyak 120 negara dan wilayah, serta Uni Eropa, ikut serta dalam upacara yang diadakan di Taman Peringatan Perdamaian yang terletak dekat pusat ledakan bom, menurut pemerintah kota Hiroshima. Sekitar 55.000 orang menghadiri acara tersebut.

Setelah kontroversi tahun lalu mengenai apakah negara-negara yang terlibat dalam konflik bersenjata sebaiknya diundang ke peringatan bom atom Jepang yang bertujuan mempromosikan perdamaian, Hiroshima kini tidak lagi mengirimkan undangan resmi, melainkan hanya memberi pemberitahuan kepada semua negara dan wilayah mengenai acara tersebut.

Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, kembali absen tahun ini, namun sekutunya, Belarus, hadir untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, menurut pemerintah kota. Kedua negara tidak diundang sejak perang dimulai.

Palestina dan Taiwan juga turut hadir dalam upacara untuk pertama kalinya.

Acara ini berlangsung setelah Nihon Hidankyo, atau Konfederasi Jepang untuk Korban Bom Atom dan Hidrogen, menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas kampanye panjang mereka melawan senjata nuklir melalui kesaksian para penyintas.

Namun, kesempatan untuk mendengar langsung dari para saksi bom atom kini semakin menipis, dengan jumlah resmi penyintas Hiroshima dan Nagasaki turun di bawah 100.000 orang untuk pertama kalinya, dan usia rata-rata mereka melebihi 86 tahun.

Momentum menuju perlucutan senjata nuklir telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir akibat meningkatnya ketidakstabilan global, seperti perang di Ukraina, konflik di Gaza, serta kebijakan luar negeri “America First” dan pendekatan transaksional oleh Presiden AS Donald Trump.

Matsui mengatakan bahwa kepercayaan sebagian negara bahwa senjata nuklir penting untuk pertahanan nasional “mengabaikan secara terang-terangan pelajaran yang seharusnya dipetik komunitas internasional dari tragedi sejarah.”

Mengkritik kebijakan keamanan yang didasarkan pada “kepentingan sempit” yang justru memicu konflik internasional, ia juga mendesak semua pemimpin dunia untuk mengunjungi Hiroshima guna menyaksikan langsung dampak senjata atom, serta mengajak negara-negara yang sedang memperkuat militernya untuk berdialog dalam rangka meninggalkan ketergantungan terhadap senjata nuklir.

Matsui kembali menyerukan agar Jepang menandatangani traktat PBB yang melarang senjata nuklir, dengan mengatakan bahwa langkah ini sejalan dengan harapan para penyintas bom atom, termasuk Nihon Hidankyo.

Namun, Jepang belum menandatangani traktat larangan senjata nuklir karena larangan total bertentangan dengan kebijakan keamanannya yang mengandalkan perlindungan nuklir dari AS.

Ishiba mengatakan bahwa pemerintah Jepang akan terus berupaya mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang dapat diambil bersama oleh negara pemilik dan bukan pemilik senjata nuklir, tanpa menyentuh soal traktat tersebut yang memang tidak diikuti oleh negara-negara pemilik senjata nuklir.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa risiko konflik nuklir semakin meningkat. Dalam pernyataannya yang dibacakan oleh kepala perlucutan senjata PBB, Izumi Nakamitsu, ia menyayangkan bahwa “senjata yang pernah membawa kehancuran besar di Hiroshima dan Nagasaki kini kembali dipandang sebagai alat pemaksaan.”

Namun, ia menambahkan bahwa penghargaan Nobel untuk Nihon Hidankyo adalah tanda harapan, dengan menyatakan bahwa “negara-negara harus mengambil kekuatan dari ketahanan Hiroshima dan kebijaksanaan para penyintas.”

Banyak penyintas datang di pagi hari dan menghadapi panas terik musim panas untuk memberikan doa dan bunga di dekat cenotaph (monumen peringatan berbentuk lengkung) bagi para korban bom atom di taman tersebut.

Salah satunya adalah Shinobu Ono, yang saat bom dijatuhkan baru berusia 4 tahun. Rumah keluarganya yang berada di kaki gunung selamat dari kobaran api, tetapi ayahnya yang berada di luar rumah saat itu mengalami luka bakar serius di wajahnya.

Kini berusia 84 tahun, Ono mengatakan bahwa saat itu ia terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi, namun ia selalu kembali setiap tahun untuk menghormati keluarganya dan berdoa untuk perdamaian.

“Aku berterima kasih kepada mereka yang masih bisa berbagi kisah mereka. Karena aku sendiri tidak bisa berkontribusi, yang bisa kulakukan hanyalah berdoa,” katanya. “Saat melihat apa yang terjadi di Ukraina sekarang, hatiku benar-benar hancur.”

AS dan Rusia saat ini menguasai sekitar 90 persen dari seluruh senjata nuklir di dunia, sementara arsenal nuklir Tiongkok berkembang paling cepat, dengan sekitar 100 hulu ledak nuklir ditambahkan setiap tahun sejak 2023, menurut laporan tahunan terbaru dari Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm.

Tiga hari setelah bom atom pertama yang dijuluki “Little Boy” menghancurkan Hiroshima di Jepang barat, bom kedua yang disebut “Fat Man” dijatuhkan di Nagasaki di wilayah barat daya. Jepang menyerah kepada Pasukan Sekutu enam hari kemudian, menandai akhir Perang Dunia II.

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Survei: Mayoritas Warga Jepang Biarkan AC Menyala Sepanjang Malam di Musim Panas

7 August 2025 - 17:10 WIB

Seven & i Holdings Siap Buka Ribuan 1000 Gerai Baru di Jepang

7 August 2025 - 14:10 WIB

Warga Lokal Menyusut, Residen Warga Asing di Jepang Terus Catatkan Kenaikan

7 August 2025 - 12:30 WIB

Populasi Warga Negara Jepang Turun 908.000 dalam Setahun, Terbesar Sejak 1968

7 August 2025 - 11:30 WIB

Pemerintah Australia Prioritaskan Jepang atas Jerman untuk Negosiasi Proyek Kapal Perang Baru

6 August 2025 - 18:10 WIB

Trending on News