Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menegaskan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Jepang akan tetap mengimpor gas alam cair (LNG) dari Rusia untuk sementara waktu, menurut sumber pemerintah Jepang pada Rabu (2/10).
Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan bilateral pertama antara Takaichi dan Trump di Tokyo pada Selasa (1/10). Amerika Serikat sebelumnya telah mendesak Jepang untuk menghentikan impor energi dari Rusia sebagai bentuk dukungan terhadap sanksi internasional atas invasi Moskow ke Ukraina sejak 2022.
Namun, Takaichi menyampaikan bahwa penghentian impor tersebut berisiko menyebabkan kekurangan energi dalam negeri, mengingat peran besar LNG dalam pembangkit listrik dan pasokan gas kota di Jepang.
📊 Pada 2024, LNG asal Rusia menyumbang sekitar 8,6% dari total impor LNG Jepang. Sebagian besar pasokan itu berasal dari proyek Sakhalin 2 di Rusia Timur Jauh, di mana dua perusahaan Jepang masih memiliki saham, bahkan setelah perusahaan energi Inggris Shell menarik diri usai invasi Rusia ke Ukraina.
Kebijakan Jepang ini menuai kritik karena dianggap secara tidak langsung membantu pendanaan perang Rusia, sementara Uni Eropa berencana menghentikan seluruh pembelian LNG Rusia pada akhir 2026.
Sanae Takaichi — perdana menteri wanita pertama Jepang yang dikenal berpandangan konservatif — memiliki pandangan keras soal diplomasi dan keamanan yang sejalan dengan mendiang mantan PM Shinzo Abe. Abe sendiri pernah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin sebanyak 27 kali antara 2012 hingga 2020, dalam upaya menyelesaikan sengketa wilayah Kepulauan Kuril (Northern Territories) yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Takaichi kini mewarisi isu perbatasan yang belum terselesaikan itu, yang terus menjadi penghalang bagi penandatanganan perjanjian damai pascaperang antara Jepang dan Rusia.
Sc : JT







