Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan Jepang dalam bidang teknologi drone, termasuk produksi bersama, dengan memanfaatkan pengalaman dari perang melawan invasi Rusia.
“Sekarang kami adalah pemimpin dunia dalam produksi drone… Kami siap berbagi pengalaman dengan Jepang dan bekerja sama untuk memproduksi drone, misalnya, yang saling menguntungkan,” ujar Sybiha dalam wawancara dengan Kyodo News di Tokyo, Senin (4/8).
Mengenai aturan ketat Jepang terkait transfer senjata dalam kerangka konstitusi damainya, Sybiha menyebut kerja sama dapat mencakup berbagai jenis drone, mulai dari drone pertanian hingga intelijen.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Jepang mendukung Kyiv sejalan dengan negara-negara anggota G7 lainnya, sambil menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Moskow.
Sybiha, yang menggantikan Dmytro Kuleba sebagai menlu pada September lalu, menegaskan bahwa Ukraina akan mengambil pendekatan adil dengan menolak partisipasi negara-negara pendukung Rusia dalam proyek rekonstruksi negaranya. Hal ini dilakukan demi menjaga integritas moral sekaligus mengarahkan peluang bisnis ke pihak yang mendukung perdamaian.
Dalam pernyataan tersirat yang ditujukan pada negara-negara seperti China dan India yang masih membeli minyak mentah dari Rusia, Sybiha menyerukan agar semua negara berhenti mengimpor energi dari Moskow, karena hal itu dinilai mendanai perang dan menghasilkan “uang berdarah.”
Terkait China, ia menyatakan harapannya agar negara itu memainkan peran lebih besar dalam upaya perdamaian, serta menggunakan kapasitasnya untuk mendorong gencatan senjata.
Pada hari yang sama, Sybiha menghadiri forum kerja sama Jepang-Ukraina dalam upaya rekonstruksi Ukraina. Sebanyak 29 kesepakatan kerja sama ditandatangani dalam berbagai bidang. Ia juga bertemu dengan Menlu Jepang Takeshi Iwaya, yang menyatakan bahwa Jepang akan terus mendorong tercapainya perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyebut, Sybiha menekankan pentingnya kerja sama erat antara Kyiv dan Tokyo, karena perang Rusia juga berdampak pada kawasan Indo-Pasifik.
Selanjutnya, pada Selasa (5/8), Sybiha dijadwalkan mengunjungi lokasi World Expo 2025 di Osaka bersama sejumlah pejabat tinggi Ukraina lainnya.
Sc ; KN