Menu

Dark Mode
Yatai: Kultur Street Food Kaki Lima Musiman yang Hangat di Jepang Perilisan Film Jepang “Crayon Shin-chan” & “Cells at Work!” Ditunda di China di Tengah Ketegangan Diplomatik Putri Kako Positif COVID-19, Batalkan Agenda Hingga Jumat Sekitar 500.000 Tiket ke Jepang Dibatalkan Warga China di Tengah Ketegangan Diplomatik Pemerintah Jepang Uji Coba Shuttle Self-Driving untuk Mobilitas Pejabat Pemerintahan Samurai Blue Berhasil Tundukkan Bolivia 3-0 di Laga Persahabatan

Makanan

🎍 Kagami Mochi: Kue Tahun Baru yang Tak Hanya Dimakan

badge-check


					🎍 Kagami Mochi: Kue Tahun Baru yang Tak Hanya Dimakan Perbesar

Saat Tahun Baru tiba di Jepang, banyak rumah akan dihiasi dengan Kagami Mochi (鏡餅) — dua bulatan kue mochi yang ditumpuk dan diberi hiasan, seperti daun jeruk dan jeruk daidai di atasnya. Tapi tahukah kamu? Kue ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol spiritual yang penuh makna.


Apa Itu Kagami Mochi?

Kagami Mochi secara harfiah berarti “mochi cermin”. Terdiri dari dua mochi bulat: satu besar di bawah, satu lebih kecil di atas. Di puncaknya biasanya diletakkan jeruk pahit daidai (橙), yang melambangkan kelangsungan keturunan.

Bentuk bulatnya menyerupai kaca cermin zaman kuno, yang dalam kepercayaan Shinto dianggap suci sebagai tempat bersemayam para dewa (kami).


Makna Simbolis

Kagami Mochi menyimpan banyak arti, di antaranya:

  • Lapisan mochi melambangkan masa lalu (besar) dan masa depan (kecil) yang menopang kehidupan saat ini.

  • Jeruk daidai bermakna harapan agar keturunan keluarga terus berlanjut (“dai-dai” juga berarti “generasi ke generasi”).

  • Ditempatkan di rumah untuk menyambut Toshigami-sama (dewa tahun baru), yang dipercaya membawa keberuntungan untuk tahun mendatang.


Disimpan, Bukan Langsung Dimakan

Selama awal tahun baru, Kagami Mochi tidak langsung dimakan, melainkan dijadikan hiasan altar atau ruang tamu. Biasanya dipajang mulai akhir Desember dan baru dipecahkan pada pertengahan Januari dalam upacara yang disebut Kagami Biraki (鏡開き).

Pada saat itu, mochi dipecah dengan tangan (bukan dipotong, karena “memotong” melambangkan perpecahan atau konflik), lalu dimasak dalam sup seperti zenzai atau ozōni.


Tradisi yang Tetap Hidup

Walaupun kini banyak Kagami Mochi dijual dalam bentuk plastik isi mochi siap saji, maknanya tetap dihormati. Kagami Mochi menjadi simbol:

  • Keberkahan dan umur panjang

  • Penghormatan terhadap leluhur

  • Rasa syukur dan harapan di awal tahun


Kagami Mochi bukan hanya kue lengket yang enak dimakan, tapi juga lambang doa dan harapan dalam budaya Jepang. Di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan nilai spiritual yang memperkaya makna perayaan Tahun Baru Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Yatai: Kultur Street Food Kaki Lima Musiman yang Hangat di Jepang

19 November 2025 - 20:00 WIB

Higan: Tradisi Ziarah ke Makam Saat Perubahan Musim di Jepang

18 November 2025 - 16:33 WIB

Telat Sedikit Sama dengan Tidak Profesional: Kenapa Tepat Waktu Itu Harga Mati di Jepang?

17 November 2025 - 20:00 WIB

Kadomatsu: Hiasan Bambu Tahun Baru untuk Menyambut Dewa Keberuntungan

15 November 2025 - 16:30 WIB

Budaya Kerja “Hansei”: Refleksi Diri Setelah Gagal

12 November 2025 - 20:00 WIB

Trending on Culture