Mau ke Jepang tapi bingung mulai dari mana nyusun itinerary? Tenang, kamu nggak sendiri. Jepang punya ribuan spot wisata menarik, sistem transportasi yang super rumit (tapi efisien), dan budaya yang unik—jadi wajar kalau pemula merasa overwhelmed.
Supaya kamu nggak nyasar (dan nggak nyesel), berikut tips riset itinerary Jepang anti-panik yang gampang diikuti siapa pun!
1. Tentukan Gaya Liburanmu Dulu
Sebelum googling terlalu jauh, tanya ke diri sendiri:
-
Suka kota modern (Tokyo, Osaka) atau tempat tradisional (Kyoto, Kanazawa)?
-
Mau eksplor alam (Gunung Fuji, Hokkaido) atau belanja dan kuliner?
-
Budget ketat atau fleksibel?
-
Jalan santai atau padat dan penuh petualangan?
Jawaban ini bakal bantu fokuskan area dan jumlah kota yang masuk akal buat perjalananmu.
2. Gunakan Google Maps dan Japan Guide
Dua situs yang paling direkomendasikan:
-
Japan-Guide.com: Penjelasan spot wisata per kota, seasonal info, dan itinerary contoh per hari.
-
Google Maps: Lihat lokasi objek wisata, jarak antar tempat, dan perkiraan waktu tempuh.
Tips:
-
Buat label warna di Google Maps untuk tempat incaran.
-
Perkirakan jarak antar tempat: idealnya satu area punya 2–3 spot wisata agar efisien.
3. Cek Transportasi: Jangan Sampai Terlalu Ribet
Gunakan aplikasi NAVITIME Japan atau Google Maps untuk:
-
Cek cara naik kereta antarkota.
-
Tahu jalur subway atau bus di kota besar.
-
Hitung waktu tempuh dan biaya.
Kalau terlalu sering pindah kota (misal: Tokyo–Osaka–Kyoto–Hiroshima dalam 5 hari), justru bakal lelah dan buang waktu di perjalanan. Idealnya:
-
1 kota besar = minimal 2–3 malam.
-
Perjalanan antarkota pakai JR Pass (kalau worth it buat rute kamu).
4. Cek Musim & Event Spesial
Musim sangat memengaruhi itinerary:
Musim | Kegiatan & Suasana |
---|---|
Musim semi (Mar–Mei) | Melihat bunga sakura, festival hanami |
Musim panas (Jun–Agu) | Festival api, pakaian yukata |
Musim gugur (Sep–Nov) | Daun momiji, cuaca adem |
Musim dingin (Des–Feb) | Salju, iluminasi, pasar Natal |
💡 Cek juga event lokal atau hari libur nasional Jepang yang bisa bikin spot wisata lebih padat dari biasa.
5. Jangan Lupa Simpan Itinerary Offline
Setelah itinerary selesai:
-
Simpan screenshot Google Maps, jadwal kereta, dan rute harian.
-
Simpan itinerary dalam format PDF atau di aplikasi seperti Notion/Google Docs.
-
Download peta offline kota yang akan kamu kunjungi.
6. Tambahkan “Plan B” dan Waktu Santai
Jangan isi itinerary terlalu padat. Tambahkan waktu kosong atau opsi cadangan kalau:
-
Cuaca jelek
-
Tempat penuh
-
Ketinggalan kereta 😅
Contoh:
Hari ke-2 Tokyo
✅ Plan A: Asakusa – Skytree – Sumida River Walk
☔ Plan B (kalau hujan): Museum Edo-Tokyo – Belanja di mall – Food court sushi
7. Gabung Forum & Cari Pengalaman Orang Lain
Gabung grup Facebook seperti:
-
Backpacker Internasional ke Jepang
-
Liburan ke Jepang Tanpa Tour
-
Japan Travel Indonesia
Di sana banyak sharing itinerary, tips penginapan, budget real, sampai jebakan turis. Kamu bisa modifikasi itinerary orang lain sesuai minatmu.
Riset itinerary ke Jepang memang butuh waktu, tapi kalau kamu tahu cara menyusunnya, perjalanan bakal lebih nyaman dan bebas panik. Ingat, nggak perlu ke semua tempat dalam satu trip—yang penting, kamu bisa menikmatinya tanpa nyasar dan stres.