Dalam budaya Jepang, ada satu konsep penting yang jarang diajarkan secara eksplisit, tapi tertanam kuat sejak kecil. Namanya omoiyari (思いやり)—sebuah bentuk empati yang tidak perlu diungkapkan lewat kata, tapi dipahami melalui tindakan, perhatian, dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
💬 Apa Itu Omoiyari?
Secara harfiah, omoiyari (思いやり) berasal dari kata “omou” (思う) yang berarti memikirkan dan “yaru” (やる) yang berarti melakukan/ memberikan. Jadi, omoiyari secara bebas berarti “memberikan perhatian atau kepedulian lewat pikiran”—yaitu memikirkan perasaan orang lain sebelum bertindak atau berbicara.
🔍 Catatan penting:
Kata “yaru” sering diartikan “melakukan”, tapi dalam konteks omoiyari, arti sebenarnya adalah “memberikan”, bukan dalam arti formal atau sopan seperti “ageru (あげる)”, melainkan dalam bentuk pemberian tulus tanpa pamrih.
Contoh mirip bisa dilihat dalam ekspresi seperti:
水をやる = menyiram tanaman
犬にエサをやる = memberi makan anjing
Dalam bahasa Jepang klasik, “yaru” adalah bentuk netral yang menggambarkan tindakan memberi dengan kelembutan, bukan dominasi. Karena itulah, kata ini digunakan dalam “omoiyari” yang sangat erat kaitannya dengan kelembutan hati.
🌸 Contoh Omoiyari dalam Kehidupan Sehari-Hari
-
Tidak menelepon larut malam karena takut mengganggu
-
Menghindari topik yang bisa membuat orang malu
-
Menyesuaikan volume suara di tempat umum
-
Memperhatikan orang lain yang tampak tidak nyaman, lalu mengambil tindakan tanpa diminta
-
Menawarkan bantuan tanpa menunggu orang meminta
Tindakan ini semua lahir dari kesadaran batin, bukan dari kewajiban atau pencitraan.
🧠 Budaya “Membaca Udara” (空気を読む)
Omoiyari juga berkaitan erat dengan konsep “kuuki wo yomu”—kemampuan untuk membaca situasi atau suasana hati orang lain tanpa kata-kata. Dalam budaya Jepang, ini adalah keterampilan sosial penting. Alih-alih menuntut kejelasan verbal, masyarakat Jepang lebih mengandalkan kepekaan dan pengamatan halus.
✨ Kelebihan dan Tantangan Omoiyari
Kelebihan:
-
Membentuk masyarakat yang penuh empati dan keharmonisan
-
Mendorong sikap rendah hati dan tenggang rasa
-
Menghindari konflik terbuka
Tantangan:
-
Bisa terasa membingungkan bagi orang asing yang lebih terbiasa dengan komunikasi langsung
-
Kadang menyebabkan tekanan sosial karena orang merasa harus menahan perasaan atau membaca suasana terus-menerus
🌏 Omoiyari di Mata Dunia
Di luar Jepang, konsep omoiyari semakin dihargai—terutama dalam pendidikan, pelayanan publik, dan hubungan antarbudaya. Dalam dunia yang semakin keras dan individualis, kepekaan sosial ala omoiyari menjadi nilai yang sangat relevan.
Omoiyari bukan tentang berkata “aku peduli”, tapi tentang menunjukkan kepedulian tanpa banyak bicara.
Ini adalah seni empati diam-diam—memberi perhatian tanpa pamrih, menjaga perasaan orang lain tanpa diminta. Dalam dunia yang penuh kebisingan, omoiyari hadir sebagai bentuk kasih sayang yang halus namun dalam.