Menu

Dark Mode
Dua Warga Vietnam Hilang Saat Berenang di Pantai Kujukuri, Chiba Trailer Baru Rilis Jelang Episode Klimaks “My Hero Academia: Vigilantes” Okinawa Memperingati 80 Tahun Akhir Pertempuran yang Paling Berat di Perang Dunia II 🚽 Boleh atau Tidak? Buang Tisu Toilet Langsung ke Kloset di Jepang 💸🗣️ Bahasa Jepang untuk Minta Potongan Harga atau Tawar Menawar Tokyo Marathon 2026 Digelar 1 Maret, Kuota Peserta Bertambah Jadi 39.000

News

78% Pasangan Menikah di Jepang Tidak Membahas Perubahan Nama Keluarga Sebelum Menikah

badge-check


					78% Pasangan Menikah di Jepang Tidak Membahas Perubahan Nama Keluarga Sebelum Menikah Perbesar

Sebuah survei terbaru mengungkap bahwa tiga dari empat pasangan menikah di Jepang tidak pernah mendiskusikan siapa yang akan mengubah nama keluarga sebelum menikah, meskipun hukum Jepang mewajibkan pasangan untuk menggunakan nama keluarga yang sama.

Survei ini dilakukan secara online pada Oktober 2024 oleh Profesor Asako Miura dari Sekolah Pascasarjana Psikologi Sosial Universitas Osaka, dengan melibatkan sekitar 1.500 responden di seluruh Jepang. Dari jumlah tersebut, 726 orang yang sudah menikah (375 pria dan 351 wanita) ditanyai apakah mereka pernah berdiskusi mengenai nama keluarga yang akan digunakan setelah menikah.

Hasil Utama Survei:

  • 78% (566 orang) tidak pernah membahas perubahan nama keluarga.
  • 17% (126 orang) membahasnya sebelum menikah.
  • 5% (34 orang) tidak ingat apakah mereka pernah membicarakannya.

Namun, diskusi lebih sering terjadi ketika suami yang mengganti nama keluarganya:

  • 47% pasangan (27 dari 58 kasus) yang suaminya mengganti nama keluarga membahasnya terlebih dahulu.
  • Hanya 20% pasangan (132 dari 668 kasus) yang istrinya mengganti nama keluarga membahasnya sebelum menikah.

Tekanan Sosial terhadap Perempuan

Survei ini dirilis pada 21 Februari oleh tim hukum yang mendukung gugatan class action yang menyerukan sistem pilihan untuk penggunaan nama keluarga terpisah bagi pasangan menikah di Jepang.

Meskipun beberapa pihak berpendapat bahwa sistem saat ini tidak diskriminatif karena pasangan bisa memilih nama keluarga siapa yang digunakan, kenyataannya 95% pasangan mengambil nama keluarga suami.

Pengacara Motoki Taniguchi dari tim hukum menyoroti bahwa banyak perempuan menyerah menggunakan nama keluarga mereka tanpa diskusi karena tekanan sosial. Sementara itu, pengacara Tetsuya Miura menambahkan bahwa meskipun ada pasangan yang berdiskusi, fakta bahwa mayoritas perempuan tetap mengganti nama keluarga mereka menunjukkan adanya pengaruh norma sosial yang kuat.

Sc : mainichi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Dua Warga Vietnam Hilang Saat Berenang di Pantai Kujukuri, Chiba

24 June 2025 - 18:10 WIB

Okinawa Memperingati 80 Tahun Akhir Pertempuran yang Paling Berat di Perang Dunia II

24 June 2025 - 16:10 WIB

Tokyo Marathon 2026 Digelar 1 Maret, Kuota Peserta Bertambah Jadi 39.000

24 June 2025 - 15:10 WIB

Jepang Wajibkan Tes TBC Sebelum Kedatangan untuk Warga Asing yang Tinggal Lebih dari 3 Bulan

24 June 2025 - 11:10 WIB

Harga Beras di Jepang Turun ke Bawah 4.000 Yen per 5 kg untuk Pertama Kalinya dalam 3 Bulan

24 June 2025 - 10:10 WIB

Trending on News