Menu

Dark Mode
Bahasa Jepang di Dunia Petshop: Istilah untuk Hewan dan Aksesoris Tips Transit di Bandara Jepang Supaya Bisa Jalan-jalan Singkat Jepang Janjikan Kontribusi Hingga 550 Juta Dolar untuk Dukungan Vaksin Anak di Negara Berkembang Jepang Siap Setujui Stablecoin Berdenominasi Yen pada Musim Gugur 2025 Nike Umumkan Sepatu Kolaborasi dengan Yu-Gi-Oh! Terinspirasi Joey Wheeler QRIS Mulai Bisa Digunakan di Jepang, Tonggak Baru Pembayaran Digital Indonesia di Panggung Global

Culture

Yabusame: Memanah dari Kuda sebagai Doa untuk Hasil Panen

badge-check


					Yabusame: Memanah dari Kuda sebagai Doa untuk Hasil Panen Perbesar

Di Jepang, ada tradisi unik yang menggabungkan ketangkasan, keberanian, dan doa spiritual: Yabusame (流鏑馬). Ini adalah seni memanah sambil menunggang kuda, yang tidak hanya menjadi pertunjukan menarik, tapi juga ritual doa untuk keberhasilan panen dan kesejahteraan masyarakat.

Asal-usul Yabusame

Yabusame pertama kali dikenal pada era Kamakura (abad ke-12). Pada masa itu, samurai berlatih menembak panah dari kuda untuk meningkatkan keterampilan tempur mereka. Namun, seiring waktu, praktik ini juga dihubungkan dengan upacara keagamaan, terutama untuk memohon hasil panen yang baik dan perlindungan dari bencana.

Bagaimana Yabusame Dilakukan

Dalam Yabusame, penunggang kuda berpakaian tradisional samurai, menunggang kuda berlari di lintasan panjang. Di sepanjang lintasan, ada beberapa target kayu berbentuk bulat atau persegi yang harus ditembak dengan busur. Ketepatan menembak menunjukkan keterampilan samurai sekaligus keberhasilan doa yang dipanjatkan.

  • Busur dan Panah: Biasanya menggunakan busur panjang tradisional Jepang (yumi) dan panah yang ringan.

  • Kuda: Kuda yang digunakan dilatih khusus agar tetap tenang saat berlari kencang.

  • Doa dan Ritual: Sebelum lomba, penunggang kuda melakukan doa singkat di kuil atau altar untuk keselamatan dan keberhasilan.

Makna Spiritual Yabusame

Yabusame bukan sekadar atraksi atau latihan fisik. Setiap panah yang dilepaskan dianggap sebagai doa yang membawa berkah. Ketepatan panah dipercaya membawa keberuntungan bagi desa dan petani, menjamin panen yang melimpah, dan melindungi masyarakat dari bencana alam.

Yabusame di Era Modern

Saat ini, Yabusame sering dipertunjukkan di festival budaya, kuil, atau acara pariwisata. Meskipun fungsinya lebih ke hiburan dan pelestarian budaya, ritual ini tetap dihormati sebagai simbol hubungan antara manusia, alam, dan kepercayaan spiritual.

Festival Yabusame terkenal di beberapa tempat, seperti Kuil Tsurugaoka Hachimangu di Kamakura dan Kuil Shimogamo di Kyoto, yang menarik banyak wisatawan domestik maupun internasional.


Yabusame mengajarkan kita tentang keberanian, ketepatan, dan rasa hormat terhadap tradisi serta alam. Di balik keindahan busur dan panah yang melesat dari punggung kuda, tersimpan doa untuk kehidupan yang harmonis antara manusia dan bumi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Kakeibo: Seni Mencatat Keuangan yang Membuat Hidup Lebih Hemat

20 August 2025 - 09:37 WIB

Satoyama: Harmoni Manusia dan Alam di Pedesaan Jepang

13 August 2025 - 09:01 WIB

Ojigi: Membungkuk yang Bukan Sekadar Salam Bagi Orang Jepang

11 August 2025 - 19:30 WIB

Kiku no Gomon: Lambang Krisan yang Jadi Simbol Kekaisaran Jepang

9 August 2025 - 13:05 WIB

‘Shouji’ & ‘Fusuma’: Bukan Sekadar Pintu Geser, Tapi Filosofi Ruang

8 August 2025 - 18:45 WIB

Trending on Culture