Jepang terus menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara, termasuk dari Indonesia. Data terbaru Japan National Tourism Organization (JNTO) mencatat, sepanjang Januari–Juli 2025, jumlah pengunjung asing ke Jepang mencapai 24.955.400 juta orang, meningkat 18,4 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, 373.600 wisatawan berasal dari Indonesia, menempatkan Indonesia di peringkat ke-11 sebagai penyumbang turis terbanyak. Pada bulan Juni, tercatat 51.500 wisatawan Indonesia yang masuk Jepang, menunjukkan antusiasme tinggi, khususnya generasi muda yang tertarik dengan budaya pop, kuliner, dan festival musiman Jepang.
Meski demikian, angka ini masih jauh di bawah negara Asia Timur seperti Tiongkok (797.900 wisatawan), Korea Selatan (729.800), dan Taiwan (585.000) pada bulan yang sama.
“Pasar utama Jepang masih didominasi wisatawan dari Tiongkok, Korea, dan Taiwan. Namun, kontribusi negara Asia Tenggara seperti Indonesia mulai menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil,” tulis laporan resmi JNTO.
Tamaki Hatakenaka, Executive Director JNTO Jakarta, menegaskan bahwa Jepang menargetkan pencapaian besar secara global, bukan berdasarkan tiap negara. “Pada tahun 2030, Jepang ingin mencapai 60 juta pengunjung dari seluruh dunia dalam satu tahun. Kami tidak menetapkan jumlah per negara, tetapi target globalnya adalah 60 juta orang,” ujar Tamaki dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2025).
Pertumbuhan pesat wisatawan asing juga membawa tantangan, terutama terkait isu overtourism. Banyak wisatawan masih berfokus pada Tokyo, Osaka, dan Kyoto, yang disebut sebagai kawasan “Golden Roof”. Fenomena ini membuat beberapa destinasi terlalu padat, berpotensi mengurangi kenyamanan penduduk lokal maupun wisatawan.
Untuk mengatasi hal tersebut, JNTO kini mulai mendorong promosi ke wilayah lain di Jepang. “Kami menggunakan media sosial dan website untuk memberikan informasi terkait lokasi di luar ketiga kota tersebut. Memberitahu mereka bahwa Jepang juga memiliki area lain yang sangat menarik,” jelas Tamaki. Saat ini, 70 persen berita yang disampaikan JNTO menyoroti area di luar Tokyo, Osaka, dan Kyoto.