Menu

Dark Mode
Kosakata Jepang Cleaning Service 🚿🧹 | Wajib Tahu Buat Kerja di Jepang!” Kosakata Jepang untuk Pecinta Kopi dan Teh Jepang Bassist ONE OK ROCK, Ryota, Umumkan Cerai dengan Istri Michelle Lavigne Setelah 8 Tahun Pernikahan Bushidō: Jalan Samurai yang Masih Mempengaruhi Etos Kerja Jepang PM Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korsel Lee Jae Myung Sepakat Perkuat Hubungan Film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle Raih Penjualan Hingga 67 Juta Tiket

Culture

Momijigari: Tradisi Melihat Daun Merah di Musim Gugur

badge-check


					Momijigari: Tradisi Melihat Daun Merah di Musim Gugur Perbesar

Jika musim semi di Jepang identik dengan hanami atau menikmati bunga sakura, maka musim gugur punya tradisi yang tak kalah populer: momijigari (紅葉狩り). Secara harfiah, momiji berarti daun maple merah, dan gari berarti berburu atau mencari. Jadi, momijigari bisa diartikan sebagai “berburu daun merah”—bukan untuk dipetik, tetapi untuk dinikmati keindahannya.


Asal Usul Momijigari

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Heian (794–1185), ketika para bangsawan pergi ke pegunungan untuk menikmati pemandangan dedaunan yang berubah warna. Awalnya hanya kalangan aristokrat yang melakukannya, namun seiring waktu, momijigari menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan menjadi budaya populer hingga hari ini.


Keindahan Musim Gugur di Jepang

Di Jepang, pohon maple (momiji) dan ginkgo (icho) menjadi ikon musim gugur. Daunnya berubah warna menjadi merah menyala, kuning keemasan, atau oranye yang indah. Pemandangan ini biasanya dapat dinikmati mulai Oktober hingga awal Desember, tergantung wilayah.

Tempat terkenal untuk momijigari antara lain:

  • Kyoto dengan kuil-kuil kuno yang dikelilingi pepohonan merah.

  • Nikko di Prefektur Tochigi yang punya jalur pegunungan spektakuler.

  • Hakone yang memadukan pemandangan dan onsen (pemandian air panas).

  • Hokkaido yang lebih awal mengalami musim gugur, biasanya sejak September.


Momijigari di Kehidupan Modern

Saat ini, momijigari bukan hanya tradisi, tapi juga bagian dari gaya hidup. Orang Jepang rela bepergian jauh untuk mencari spot terbaik melihat daun merah. Banyak juga festival musim gugur yang digelar di berbagai daerah, lengkap dengan iluminasi malam hari yang membuat momiji tampak semakin menawan.

Selain itu, makanan musiman seperti kastanye panggang, ubi manis, atau wagashi (kue tradisional) bertema momiji juga semakin memeriahkan suasana.


Filosofi di Balik Momijigari

Momijigari bukan sekadar melihat pemandangan indah. Bagi masyarakat Jepang, perubahan warna daun adalah pengingat akan siklus kehidupan: bahwa segala sesuatu punya masanya, dan keindahan bisa ditemukan dalam perubahan maupun kefanaan (mono no aware).


Momijigari adalah cara orang Jepang merayakan keindahan musim gugur. Dari pegunungan hingga taman kota, dari siang yang cerah hingga malam dengan iluminasi, tradisi ini mengajarkan untuk berhenti sejenak, menikmati keindahan alam, dan merenungkan arti perubahan dalam hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Bushidō: Jalan Samurai yang Masih Mempengaruhi Etos Kerja Jepang

1 October 2025 - 16:30 WIB

Enka: Musik Balada Tradisional yang Menyentuh Hati Orang Jepang

30 September 2025 - 14:30 WIB

“Giri” dan “Ninjō”: Kewajiban Sosial vs Perasaan Pribadi dalam Budaya Jepang

24 September 2025 - 18:30 WIB

Kesendirian dalam Budaya Jepang: Mengapa Tidak Dianggap Hal Buruk?

23 September 2025 - 20:00 WIB

Budaya Rapi di Jepang: Mengapa Warga Merapikan Barang yang Bukan Miliknya?

22 September 2025 - 16:30 WIB

Trending on Culture