Menu

Dark Mode
Karōshi: Fenomena Kematian karena Kerja Berlebihan di Jepang Film Kedua “Mobile Suit Gundam Hathaway: The Sorcery of Nymph Circe” Tayang Januari 2026, Bandai Namco Rilis Trailer Baru Takikomi Gohan: Nasi Campur Ala Jepang yang Lezat dan Bergizi 🏆 Frasa Jepang Saat Menyemangati Tim Olahraga Jepang Susun Strategi Nasional untuk Kembangkan AI Domestik, Kurangi Ketergantungan pada Teknologi Asing Perusahaan Jepang Gunakan Aplikasi dan Kebijakan Baru untuk Cegah Karyawan Muda Cepat Resign

News

Pasangan di Osaka Ditangkap karena Menyelundupkan 45 Ton Beras Vietnam yang Disamarkan sebagai “Kacang Hijau”

badge-check


					Pasangan di Osaka Ditangkap karena Menyelundupkan 45 Ton Beras Vietnam yang Disamarkan sebagai “Kacang Hijau” Perbesar

Polisi Prefektur Osaka menangkap sepasang suami-istri atas dugaan menyamarkan sekitar 45 ton beras asal Vietnam sebagai “kacang hijau”, dengan tujuan menjualnya sebagai beras produksi dalam negeri yang lebih mahal.

Tersangka, Tran Thi Thu Huyen (36), warga negara Vietnam yang menjalankan bisnis impor hasil pertanian, dan suaminya Tomoyuki Takeshige (47), ditangkap pada 6 Oktober atas dugaan melanggar Undang-Undang Kepabeanan dan Undang-Undang Perlindungan Tanaman Jepang.
Keduanya tinggal di kota Higashi-Osaka, dan penangkapan mereka diumumkan pada hari yang sama.

Polisi belum mengungkap apakah keduanya mengakui atau menyangkal tuduhan tersebut.

Menurut penyelidikan, pasangan ini diduga memanfaatkan kenaikan tajam harga beras di Jepang dengan mengimpor beras murah dari Vietnam untuk dijual seolah-olah sebagai beras lokal berkualitas tinggi.

Berdasarkan keterangan kepolisian, Huyen menjalankan perusahaan bernama Frechi LLC, yang mengimpor dan menjual buah serta sayuran dari Vietnam di Higashi-Osaka. Suaminya juga terlibat dalam bisnis penjualan produk makanan Vietnam.

Keduanya diduga bekerja sama dengan pihak di Vietnam antara pertengahan hingga akhir Juni, memuat sekitar 45 ton beras ke dalam dua kontainer pengiriman.
Mereka kemudian menghindari inspeksi wajib dari Kementerian Pertanian Jepang dan menyatakan isi kargo sebagai “kacang hijau” saat melewati bea cukai menuju pelabuhan di Osaka.

Menurut Otoritas Bea Cukai Osaka, impor beras dari Vietnam dikenakan bea masuk sebesar 341 yen (sekitar Rp35.000) per kilogram, sedangkan kacang hijau bebas bea masuk.

Aksi penyamaran ini terbongkar pada 25 Juni, ketika petugas bea cukai menemukan 2.272 kotak kardus berisi beras yang disembunyikan di balik tumpukan kotak kacang hijau di dalam kontainer.

Setelah penemuan tersebut, Polisi Prefektur Osaka dan Bea Cukai Osaka melakukan penyelidikan bersama. Pada Juli, mereka menggerebek rumah pasangan tersebut dan beberapa lokasi terkait, serta menyita berbagai dokumen impor.

Polisi juga mengungkap bahwa perusahaan Huyen telah mengimpor barang dengan deklarasi “kacang hijau” lebih dari 20 kali sejak awal tahun ini.

Menurut data Kementerian Pertanian Jepang, harga rata-rata beras di sekitar 1.000 supermarket nasional pada awal 2024 sekitar 2.000 yen per 5 kg.
Namun, harga terus melonjak hingga melampaui 4.000 yen (sekitar Rp420.000) per 5 kg pada pertengahan tahun, sempat turun ke kisaran 3.000 yen, lalu kembali naik ke level 4.000 yen pada September.

Lonjakan harga ini bahkan sempat membuat beras menghilang dari rak toko, memicu kemarahan publik atas kelangkaan dan mahalnya harga beras di Jepang.

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Warga Indonesia Ditangkap di Suzuka karena Diduga Tinggal Ilegal Selama 9,5 Tahun

14 October 2025 - 13:10 WIB

Pasangan Lansia Diserang Beruang di Gunma, Polisi Imbau Warga Waspada

14 October 2025 - 11:10 WIB

World Expo Osaka 2025 Resmi Ditutup Setelah Enam Bulan, Dikunjungi Lebih dari 25 Juta Orang

14 October 2025 - 10:10 WIB

Toyota dan Sumitomo Metal Mining Kembangkan Material Katoda untuk Baterai Solid-State, Target Rilis Mobil Listrik 2027–2028

13 October 2025 - 18:30 WIB

Cedera Usai Bela Liverpool, Wataru Endo Mundur dari Timnas Jepang untuk Jeda Internasional Oktober

13 October 2025 - 16:30 WIB

Trending on News