Sebuah panel penasihat UNESCO merekomendasikan enam unsur budaya dari Jepang untuk ditambahkan ke dalam tiga kategori yang sudah lebih dulu terdaftar dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, seperti festival tradisional dan pembuatan kertas Jepang (washi), demikian disampaikan Badan Kebudayaan Jepang pada Selasa.
Enam unsur yang diajukan tersebut meliputi festival dari Prefektur Ibaraki, Niigata, Shiga, dan Toyama, serta dua jenis kerajinan tangan tradisional yang berkaitan dengan pembuatan kertas washi dan anyaman tatami. Penetapan resminya akan dibahas dalam sidang Komite Antar-pemerintah UNESCO yang akan diadakan di New Delhi, India, pada 8–13 Desember.
Keenam unsur budaya tersebut masuk sebagai “perluasan” dari kategori yang sudah terdaftar sebelumnya, yaitu:
-
Washi, craftsmanship of traditional Japanese handmade paper (ditetapkan pada 2014),
-
Yama, Hoko, Yatai, float festivals in Japan (2016), dan
-
Traditional skills, techniques and knowledge for the conservation and transmission of wooden architecture in Japan (2020).
Menurut Badan Kebudayaan Jepang, festival Otsu Hikiyama di Shiga, Ofune Festival of Hitachi Otsu di Ibaraki, Murakami Yatai Festival di Niigata, serta Hojozu Hachimangu Shrine Hikiyama Tsukiyama Festival di Toyama memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan masyarakat lokal.
Sementara itu, dua unsur lainnya yang direkomendasikan adalah:
-
teknik pembuatan kertas handmade Echizen “torinoko-shi” dari Prefektur Fukui, dan
-
teknik anyaman “nakatsugi-omote”, permukaan tatami tradisional yang dikenal indah dan tahan lama.
Keduanya dinilai telah memenuhi standar perlindungan dan pelestarian budaya sebagaimana disyaratkan UNESCO.
Pemerintah Jepang mengajukan nominasi keenam unsur ini pada Maret 2024.
Tahun yang sama, pengetahuan dan keterampilan tradisional dalam pembuatan sake dan shochu resmi menjadi warisan budaya takbenda ke-23 Jepang yang tercatat di UNESCO.
Namun karena enam unsur terbaru ini dianggap sebagai perluasan dari kategori yang sudah ada, jumlah total entri Jepang di daftar UNESCO tetap 23.
Selain itu, Jepang juga telah mengajukan “shodō” (kaligrafi Jepang) untuk dinilai sebagai warisan budaya takbenda baru, dengan keputusan dari UNESCO dijadwalkan pada tahun 2026.
Sc : mainichi










