Menu

Dark Mode
Pria 79 Tahun di Tokyo Bunuh Ibu Kandung Berusia 100 Tahun, Mengaku Lelah Mengurusnya Live-Action One Piece Season 3 Umumkan Pemeran Mr. 1 dan Miss Doublefinger “Dark ”Machine the Animation” Umumkan Teaser dan Daftar Staf Utama, Tayang Global pada 2026 Diperketat, Syarat WN Asing Agar Bisa Naturalisasi Jadi WN Jepang Akan Bertambah Berat Jepang Siapkan Investasi Lebih dari 1 Triliun Yen untuk Rapidus Demi Perkuat Pasokan Chip Nasional Jepang Akan Berikan Vaksin RSV untuk Ibu Hamil Mulai April 2026, Demi Lindungi Bayi Baru Lahir

Culture

Miai: Perjodohan Ala Jepang yang Tetap Eksis di Era Dating App

badge-check


					Miai: Perjodohan Ala Jepang yang Tetap Eksis di Era Dating App Perbesar

Di era ketika swipe kanan menentukan masa depan hubungan, Jepang masih mempertahankan sebuah tradisi perjodohan bernama miai (見合い). Namun jangan bayangkan proses kuno yang kaku dan dipaksakan—versi modernnya justru berkembang mengikuti gaya hidup zaman sekarang.

Tradisi ini tetap bertahan karena pernikahan di Jepang bukan hanya urusan cinta, tetapi juga masa depan, stabilitas, dan kesinambungan keluarga.


🧩 Apa Itu Miai?

Miai adalah pertemuan yang diatur keluarga atau pihak ketiga untuk memperkenalkan dua orang yang dianggap cocok untuk menuju pernikahan. Dulu, keluarga sangat dominan menentukan pilihan. Kini, keputusan paling penting tetap ada di tangan pasangan yang dipertemukan.

Biasanya melibatkan:

Tujuannya jelas: bukan untuk pacaran sambil coba-coba, tapi melihat kemungkinan menikah.


💼 Kenapa Miai Masih Dibutuhkan?

Jepang menghadapi tantangan sosial:

  • tingkat kelahiran menurun

  • makin banyak orang yang menunda atau tidak menikah

  • kesibukan kerja ekstrem

  • sulit mencari pasangan di lingkungan sosial yang tertutup

Bagi banyak orang Jepang, miai adalah solusi praktis:

✔ mempertemukan pasangan dengan keseriusan yang sama
✔ meminimalkan risiko “buang waktu” dalam hubungan
✔ membantu mereka yang pemalu, sibuk, atau jarang bersosialisasi


🎎 Dari Kuno ke Modern

Perjodohan zaman dulu mungkin terasa tegang dan formal. Namun miai sekarang jauh lebih santai dan fleksibel:

  • menggunakan website & aplikasi perjodohan khusus omiai

  • kriteria fokus pada kesesuaian karakter, bukan status keluarga

  • ada sesi konsultasi untuk persiapan pernikahan

Bahkan beberapa agensi mengadakan event pertemuan grup, seperti piknik, workshop, atau wine tasting — mirip speed dating tapi lebih terarah.


🧠 Cinta vs Realita: Dua Sisi Miai

Bagi sebagian orang Jepang, miai membantu membuka jalan menuju kebahagiaan pernikahan. Namun tetap ada pandangan kritis:

Pro:

  • menambah peluang bertemu jodoh

  • tujuan hubungan jelas

  • dukungan keluarga dan konsultan pernikahan

Kontra:

  • bisa terasa seperti wawancara kerja

  • faktor “chemistry” kadang jadi nomor dua

  • menimbulkan tekanan untuk segera menikah

Meski begitu, banyak pasangan miai berhasil membangun keluarga harmonis setelah saling mengenal lebih dalam.

Miai adalah contoh bagaimana tradisi Jepang tidak hilang, tetapi bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

Di tengah derasnya modernitas, tradisi ini tetap menjadi jembatan bagi mereka yang mencari pasangan hidup dengan keseriusan dan dukungan sosial yang kuat.

Perjodohan mungkin terdengar kuno bagi sebagian orang. Namun di Jepang, miai membuktikan bahwa cinta dan takdir juga bisa dijalani dengan perencanaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Senpāi–Kōhai: Hirarki Sosial Jepang dari Sekolah hingga Dunia Kerja

22 November 2025 - 14:30 WIB

Yatai: Kultur Street Food Kaki Lima Musiman yang Hangat di Jepang

19 November 2025 - 20:00 WIB

Higan: Tradisi Ziarah ke Makam Saat Perubahan Musim di Jepang

18 November 2025 - 16:33 WIB

Telat Sedikit Sama dengan Tidak Profesional: Kenapa Tepat Waktu Itu Harga Mati di Jepang?

17 November 2025 - 20:00 WIB

Kadomatsu: Hiasan Bambu Tahun Baru untuk Menyambut Dewa Keberuntungan

15 November 2025 - 16:30 WIB

Trending on Culture